Dominasi Kebaya dalam Aktivitas Formal pada Masa Orde Baru di Sumatera Barat (1980- 1998).

Skripsi ini membahas tentang bentuk dominasi kebaya pada masa Orde
Baru (1980) sampai berakhirnya Orde Baru (1998) di Sumatera Barat. Padahal di
Minangkabau memiliki pakaian adat tersendiri yaitu Baju Kuruang.Untuk
memudahkan penelitian ini maka dirumuskan masalah sebagai berikut: bagaiman
bentuk dominasi kebaya pada masa Orde Baru di Sumatera Barat? Dan
bagaiamana dampak politik Orde Baru terhadap kebudayaan lokal Minangkabau
yaitu Baju Kuruang?. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat fenomena
dominasi kebaya yang terjadi di Sumatera Barat dan dampaknya terhadap
kebudayaan lokal Minangkabau yaitu Baju Kuruang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitis. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Sejarah yang dilakukan
dengan beberapa tahap: pertama, heuristik yaitu mencari dan mengumpulakan
data dari sumber-sumber yang relevan yaitu dengan wawancara dan observasi.
Kedua, kritik sumber yaitu melakukan pengujian terhadap data-data yang
diperoleh dilapangan. Ketiga, analisis sintesis dan interpretasi. Keempat,
penyajian hasil penelitian dalam bentuk karya ilmiah atau skripsi.
Dari hasil penelitian diatas ditemukan bahwa banyak ditemukan bentuk�bentuk dominasi kebaya terhadap baju kuruang pada masa Orde Baru. Langkah
awal yang menjadi jalur masuknya pengaruh kebaya ke Sumatera Barat yaitu
organisasi Dharma Wanita yang merupakan bentuk pemerintahan Orde Baru. Baju
kebaya di tahun 80-an sangat lekat dengan image istri militer, istri pejabat, PNS,
dan ibu-ibu Dharma Wanita, dan pada era 90-an mulai merata menyebar
dikalangan perempuan biasa karena bentuk kebaya yang tidak terikat lagi
bentuknya untuk mengikat perempuan.