Sosialisasi Politik Terhadap Suku Kubu di HPH KM 24 Kecamatan VII Koto Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pergeseran pola masyarakat suku kubu berubah dari berpindah-pindah menjadi relatif hidup menetap dalam satu perkampungan.Setelah hidup menetap mereka mendapatkan pengalaman sosialisasi politik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses sosialisasi politik yang dialami oleh masyarakat Suku Kubu jika dilihat dari jalur sosialisasi dan media sosialisasi yang mereka alami, faktor-faktor keberhasilan dan yang menghambat proses sosialisasi politik yang dialami oleh masyarakat Suku Kubu Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penetapan informan penelitian dilakukan dengan karakteristik penelitian kualitatif yaitu Snowball Sampling. Informan penelitian adalah Kesatuan Bangsa dan Politik, Kecamatan, aktivispolitik, tokoh masyarakat setempat, dan tokoh masyarakat suku kubu. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik menguji keabsahan data dilakukan melalui proses pengumpulan data, reduksi data, pengujian data, dan penarikan kesimpulan. Setelah data penelitian diperoleh, data dianalisis melalui teknik analisis data yaitu seleksi data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa sosialisasi politik terhadap suku kubu di HPH KM 24 Kecamatan VII Koto Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi dilakukan melalui jalurtop down (Kesbangpol dan Kecamatan) dan Bottom Up (aktivis politi dan tokoh masyarakat).Sedang kanmedia sosialisasi yang mereka alami melalui keluarga, lembaga pendidikan formal dan media massa. Keberhasilan sosialisasi politik terlihat pada pemilu 2011 sebesar 75%, yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal berupa kematangan fisik seseorang dan keinginan yang kuat. Sedangkan, factor eksternal terdiri dari interaksi dengan sesama, dancinta/kasih sayang dan faktor yang menghambat proses sosialisasi politik yaitu faktor internal berupa kesulitan berbahasa dan pendiam atau malu berbicara. Sedangkan factor eksternal berupa hambatan geografis.