Peranan Pangeran H. Ahmad Marzoeki Sebagai Pasirah di Manna Bengkulu Selatan (1909-1953)

Penelitian ini mengkaji Peranan Pangeran H. Ahmad Marzoeki sebagai Pasirah di Manna Bengkulu Selatan (1909-1953). Kajian Penelitian ini menggambarkan tentang Peranan seorang Pasirah atau kepala Marga yang mempu mempertahankan eksistensinya sebagai seorang Pasirah selama 3 zaman (1909 1953), yaitu zaman Pemerintahan Hindia-Belanda, Masa Pendudukan Jepang, dan Kemerdekaan Indonesia. Peranan yang dilakukan Pangeran H. Ahmad Marzoeki sebagai Pasirah dan Pangeran di Manna Bengkulu Selatan sebagai pelopor perkebangan Kota Manna yaitu dengan memajukan perekonomian warga Marganya, melalui hasil kebun dengan menanam kopi robusta dan karet yang laku keras di pasaran Eropa, Membangun Pasar Manna Baru, Mengepalahi pembangunan Jalan darat antara Manna-Tanjung Sakti-Pagar Alam (Sumsel) tahun 1930, serta mendirikan suatu wadah atau perhimpunan yang bernama Rukis (Racangan untuk kemajuan islam sejati), di Tanjung Mulia, Manna tahun 1930.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang dibagi menjadi empat tahap: (1) Heuristik yaitu mencari dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber seperti buku, artikel, dan skripsi. Sedangkan data arsip didapatkan dari dokumen milik keluarga Pangeran H. Ahmad Marzoeki di Manna Bengkulu Selatan, untuk sumber lisan didapatkan melalui wawancara dengan keturunan Pangeran H. Ahmad Marzoeki (anak, cucu dan cicit) serta wawancara dengan masyarakat di Manna Bengkulu Selatan. (2) Kritik sumber yaitu dengan melakukan pengujian terhadap keaslian data yang didapatkan. (3) Interpretasi yaitu menafsirkan dan menggabungkan data berkaitan dengan penelitian yang ditulis. (4) Historiografi yaitu penulisan hasil penelitian sejarah dari data yang didapatkan sehingga menjadi sebuah karya ilmiah berupa skripsi.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pentingnya Peranan Pangeran H. Ahmad Marzoeki sebagai Pasirah bagi perkembangan Manna Bengkulu Selatan baik secara ekonomi maupun politis dengan berbagai sudut pandang, sebagai kepala Marga dan Penyanggah pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang, dan masa Kemerdekaan Indonesia (1909 1953).