Nilai-nilai Nasionalisme Tokoh Utama dalam Novel Pulang Karya Leila S. Chudori dan Implikasinya Terhadap Pengajaran Bahasa Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) nilai nasionalisme kesetiaan dan kerelaan berkorban tokoh utama novel “Pulang” karya Leila S. Chudori digambarkan novel “Pulang”karya Leila S. Chudori; (2) nilai nasionalisme kecintaan pada bangsa dan negara novel “Pulang” karya Leila S. Chudori. Nasionalisme adalah suatu kesadaran sebagai bangsa yang disertai oleh hasrat untuk memelihara, melestarikan dan mengajukan identitas, integritas, serta ketangguhan bangsa. Novel merupakan salah satu karya sastra hasil olahan pengarang yang sebagian besar mengungkap permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif berdasarkan analisis isi, yaitu memaparkan fakta-fakta yang ditemukan dalam objek penelitian berdasarkan isi. Objek penelitian ini adalah novel “Pulang” karya Leila S. Chudori. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan membaca novel “Pulang” dan menandai bagian-bagian khusus tentang nilai-nilai nasionalisme yang diambil dari sumber data dengan lembaran pencatatan dengan format isian. Analisis data dilakukan dengan (1) menelusuri dan mengungkapkan jenis-jenis nilai nasionalisme tokoh utama yang terdapat dalam novel, (2) menelusuri nilai nasionalisme tokoh utama yang terdapat dalam novel melalui interaksi antar tokoh, interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, maupun interaksi tokoh dengan lingkungannya, (3) membahas nilai nasionalisme dan melakukan interpretasi data, (4) membuat kesimpulan dan implikasi penelitian, (5) menyusun laporan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nasionalisme tokoh utama dalam novel “Pulang” karya Leila S. Chudori yaitu Dimas Suryo, seorang alumnus faculteit sastra dan filsafat Universiteit Indonesia yang menjadi wartawan di Kantor Berita Nusantara (KBN), dimana sebagian besar redakturnya punya kecenderungan simpatik kepada program perjuangan politik PKI. Sebagian besar wartawannya pun cukup intens bergelut dalam organisasi kebudayaan LEKRA, namun ada pula yang sekedar bekerja secara profesional maupun segelintir kecil yang anti terhadap segala hal berbau kiri.