Persepsi Siswa tentang Kepribadian Guru Pembimbing di Sekolah Serta Implikasinya bagi Bimbingan Konseling (Studi di SMA Negeri Kota Padang)

Berdasarkan observasi awal ditemukan adanya permasalahan dalam pelaksanaan
layanan konseling di sekolah, yakni minimnya siswa yang mau melaksanakan layanan
konseling, adanya miskonsepsi siswa kepada Guru Pembimbing, perlakuan fisik yang
dilakukan Guru Pembimbing sebagai hukuman atas kesalahan siswa. Kondisi ini tidak
mencerminkan kepribadian Guru Pembimbing yang sesuai dengan standarisasi
konselor, padahal kepribadian Guru Pembimbing merupakan faktor berhasilnya
pelaksanaan layanan konseling. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gambaran
persepsi siswa tentang kepribadian guru pembimbing di sekolah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi
adalah seluruh siswa SMAN kota Padang, sedangkan sub populasinya adalah SMAN 2,
SMAN 7 dan SMAN 8 kota Padang. Jumlah sampel sebanyak 258 orang yang dipilih
dengan teknik cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah angket
tertutup, dengan menggunakan model Skala Likert. Data penelitian dianalisis dengan
menggunakan teknik persentase.
Temuan penelitian menjelaskan bahwa 1). Persepsi siswa tentang Open-mindedness
Guru Pembimbing dari tiap sekolah diperoleh rata-rata frekuensi terbanyak pada
alternatif jawaban sesuai; 2). Persepsi siswa tentang Open-mindedness Guru
Pembimbing berdasarkan akreditasi, semua berada pada kategori baik; 3). Persepsi
Siswa tentang Open-Mindedness Guru Pembimbing Berdasarkan Indikator dan
Akreditasi Sekolah yakni Flexisibility, Congruence, Intelligence, Concretenness,
Cognitive flex, Perceptiveness, Nonpossesive, Nonjudmental berada pada kategori baik.
Sedangkan Intelligence untuk SMAN 8 pada kategori cukup baik. Pada Acceptance
SMAN 2 berada pada kategori sangat baik, sedangkan SMAN 7 dan SMAN 8 Kota
Padang berada pada kategori baik; 4). Persepsi Siswa tentang kepribadian Guru
Pembimbing secara keseluruhan berada pada kategori baik.
Dari hasil penelitian ini, disarankan kepada peneliti yang lainnya untuk melakukan
penelitian lanjutan tentang kepribadian guru pembimbing, sehingga bisa menjadi acuan
yang lebih baik bagi pelaksanaan layanan konseling di sekolah. Kepada guru
pembimbing disarankan untuk meningkatkan kemampuan kompetensi kepribadian
konselor, sehingga pelaksanaan layanan konseling di sekolah berjalan dengan baik dan
lancar, dengan demikian siswa pun akan menjadi lebih respek dalam memanfaatkan
layanan konseling.