“Maraul (pendatang) dan Impaknya Terhadap Sosial dan Ekonomi di Nagari Saniangbaka (1998-2016)

Nagari Saniangbaka merupakan sebuah wilayah yang terletak di Kecamatan X Koto Singkarak. Sebagian besar lahan di Nagari Saniangbaka ini merupakan areal sawah dan ladang yang subur, iklim dan keadaan geografisnya juga sangat mendukung untuk kegiatan pertanian. Namun lahan pertanian banyak yang tidak terkelola karena penduduk asli Saniangbaka memiliki kebiasaan merantau. Anak laki-laki di Saniangbaka yang sudah remaja sebagian besar tidak melanjutkan pendidikan, dan memilih merantau untuk membantu perekonomian keluarga dengan bekerja sebagai pedagang. Kondisi inilah yang mendorong munculnya maraul di Nagari Saniangbaka. Kedatangan Maraul ini disebabkan karena adanya peluang pekerjaan khususnya di bidang pertanian. Di Saniangbaka maraul bekerja sebagai petani dengan sistem upah dan bagi hasil. Dengan terkelolanya kembali lahan pertanian, membawa perubahan terhadap kehidupan sosial dan ekonomi penduduk Nagari Saniangbaka dan juga maraul itu sendiri.
Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode penelitan sejarah yang terdiri dari empat tahap yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Pada tahap heuristik pertama penulis melakukan pencarian sumber-sumber data yang relevan yaitu Arsip Nagari Saniangbaka, Arsip Kecamatan X Koto Singkarak dan wawancara dengan informan baik itu Maraul (pendatang) dan juga penduduk asli di Kenagarian Saniangbaka (data lisan) dan juga mencari buku, jurnal dari perpustakaan pusat UNP, perpustakaan FIS UNP, dan juga labor Sejarah FIS UNP (data tulisan/dokumen). Tahap kedua, kritik sumber (kritik ekstern dan intern) sehingga memperoleh data-data yang baik dan layak untuk digunakan. Tahap ketiga Interpretasi yaitu mengolah data yang telah dikritisi dengan merujuk kepada kerangka teoritik . Tahap keempat yaitu penulisan ilmiah yang berupa skripsi yang dapat dipertanggung jawabkan.
Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa keberadaan Maraul sebagai petani di Nagari Saniangbaka sangat membantu meningkatkan pendapatan bagi penduduk asli Nagari Saniangbaka. Hal ini terlihat dari keuntungan yang didapat oleh penduduk Saniangbaka sebagai pemilik tanah setiap musim panen, serta diiringi juga dengan banyaknya penduduk asli yang memiliki mobil L300 yang kemudian disewakan untuk menjemput dan mengantar padi. Selain menyewakan mobil, ada pula yang bekerja menyewakan tong-tong untuk panen. Dengan adanya pekerjaan tambahan, penghasilan penduduk setempat juga bertambah. Kedatangan Maraul ke Nagari Saniangbaka juga menguntungkan bagi maraul sendiri, dengan bertani di Saniangbaka maraul berhasil meningkatkan taraf kehidupan mereka yang dapat dilihat dari pemilikan rumah dan pendidikan anak-anak maraul tersebut.