The Strategy of Teaching Speaking to The Low Vision Students

Siswa - siswa tuna netra memiliki keterbatasan dan kharakteristik khusus yang berbeda dari siswa yang memiliki penglihatan atau siswa normal dalam hal perolehan pendidikan. Karena keterbatasan dan kharakteristik yang mereka milik itu seorang guru tunanetra memerlukan strategi khusus dalam proses belajar mengajar agar bias memberikan pendidikan yang layak dan bermutu bagi masa depan mereka. Dalam pengajaran bahasa, seorang tunanetra dinilai cukup mampu dan sama dengan siswa normal. Hanya saja perkembangan ketrampilan wicara dan bahasa siswa tunanetra lebih lambat dari siswa normal karena kelemahan mereka atau kekurang mampuan untuk menggunakan penglihatan dalam mengasosiasikan kata-kata dengan benda. Mereka harus mengandalkan panca indera yang lain seperti pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan serta kinestetik untuk mendapatkan informasi atau memahami konsep tertentu. Walau demikian, wicara anak-anak ini akan lancer secara normal setelah mereka mempelajarinya dengan mempergunakan strategi pengajaran khusus dari guru mereka. Dalam pengajaran ketrampilan berbicara bahasa Inggris kepada siswa tunanetra ini, seorang guru tunanetra atau guru mata pelajaran bahasa Inggris berkewajiban menghadirkan pengajaran yang bermakna , menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis serta memfasilitas kebutuhan siswa dengan tetap berpedoman pada kurikulum. Penerapan strategi pengajaran semestinya disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, kebutuhannya dan tujuan pembelajaran. Dengan demikian diharapkan terciptanya suasana belajar yang kondusif dan sesuai dengan tujuan sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum pendidikan KTSP 2006 dan standar kompetensi kelulusan yang tercantum dalam Permendiknas No 23/2006.