Kajian Historiografi Tentang PRRI Dalam Cerpen Karya AA Navis

Penelitian ini mengkaji tentang Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia dalam karya sastra. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian Historiografi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis gambaran PRRI yang terdapat dalam cerpen-cerpen karya Ali Akbar Navis yang telah dibukukan dalam Antologi Lengkap Cerpen AA Navis. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi. Untuk langkah yang pertama, mengumpulkan karya-karya sastra AA Navis berupa cerpen dan sebagai bahan pendukung adalah karya AA Navis berupa buku Otobiografi AA Navis dan Yang Berjalan Sepanjang Jalan, . Langkah kedua adalah mengelompokkan tema cerpen-cerpen AA Navis. Kemudian, yang diambil adalah cerpen yang menggunakan suasana PRRI sebagai latar pengkisahannya. Analisis isi dilakukan dengan cara memilih kalimat atau kata-kata yang dapat dianalisis dan diintrepretasi dengan pendekatan Hermeneutik untuk menemukan fakta sejarah lalu membandingkannya dengan buku-buku sejarah terkait. Serta yang terakhir adalah menyajikan data tersebut dalam bentuk karya ilmiah. Sembilan buah cerpen AA Navis yang bertemakan PRRI, telah menggambarkan empat hal mengenai suasana PRRI, pertama, Alasan ikut PRRI karena cemas dengan masuknya komunis dalam pemerintahan, sekedar ikutikutan karena banyak orang yang ikut, solider terhadap tokoh yang kharismatik dan terpaksa agar tidak disangka berkhianat, kedua, Semangat berjuang pasukan PRRI masih jauh dari sifat heroik, ketiga, Sikap tentara APRI yang kurang bersahabat dengan masyarakat karena melakukan tindakan yang tidak disukai masyarakat, keempat, Dampak PRRI yang begitu menyedihkan karena rakyat Minangkabau mendapat perlakuan tidak pantas lahir bathin sehingga paska PRRI banyak orang Minangkabau yang pergi merantau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AA Navis melalui cerpennya, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dalam hal sisi PRRI yang dihadirkan. Pada Cerpen 1960-an, sisi yang diungkap Navis terbatas pada semangat berjuang dan alasan pasukan PRRI dalam bergerilya di hutan. Pada 1980-an, cerpen Navis juga masih menyoroti semangat berjuang pasukan PRRI. Sedangkan pada cerpen yang terbit pada 1990-an, cerpen Navis mulai menyinggung banyak sisi dari PRRI, baik dari PRRI maupun APRI. Dengan demikian berarti bahwa semakin jauh tahun terbit cerpennya, Navis lebih “bebas” membicarakan PRRI.