Djafri, Djafri (2011) Tinjauan Faktor Akademik Terhadap Tingkat Putus Sekolah : Studi Kasus di SMK Negeri 6 Padang Kota Padang Sumatera Barat. Masters/Tesis thesis, Universitas Negeri Padang.
![B1_1_DJAFRI_80992_3069_2012.pdf [thumbnail of B1_1_DJAFRI_80992_3069_2012.pdf]](https://repository.unp.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
B1_1_DJAFRI_80992_3069_2012.pdf
Download (206kB)
Abstract
Penelitian
ini
bertujuan untuk menemukan faktor akademik yang
menyebabkan siswa putus sekolah, dan mengungkapkan hal - hal dari akademik
seperti, hasil belajar rendah, metode belajar, media belajar, kurang
menyenangkan, mempelajari bentuk bentuk penyelesaian dalam mengatasi putus
sekolah. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif,
dengan mengikuti langkah langkah yang diterapkan oleh Miles dan Hubermen
(1992).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Agar data yang dihimpun memiliki
tingkat kepercayaan, maka peneliti bertindak sebagai instrumen utama penelitian.
Untuk menjamin keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan dengan cara
trianggulasi. Informen dipilih dengan teknik purposive sampling dan
snowball sampling.
Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebeb tingginya
tingkat putus sekolah adalah: (1) Faktor ekonomi yakni rata-rata dibawah garis
kemiskinan ini di sebabkan karena: a) pengasilan orang tua di bawah upah
minimal regional, b) jarak antara dari rumah ke sekolah sangat jauh dan
membutuhkan biaya transportasi yang lebih besar karena dua kali naik kendaraan
umum, c) keperluan biaya untuk sekolah seperti uang SPP dan uang praktek. (2)
Faktor sosial budaya seperti: a) kehendak orang tua mempunyai keinginan
anaknya supaya cepat-cepat berkeluarga, b) pendidikan orang tua rendah, c)
pengaruh pergaulan remaja. (3) Faktor akademik/pembelajaran di sekolah
mengenai: a) hasil belajar siswa rendah, b) guru belum sepenuhnya menggunakan
metoda yang berfariasi, c) guru belum semuanya menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi, d) masih ada guru yang bersifat otoriter
di dalam pembelajaran, e) guru masih belum melaksanakan semua kegiatan
pembelajaran sesuai dengan yang direcanakan. Bentuk penyelesaian yang
dilakukan dalam mengatasi tingkat putus sekolah diantaranya. Dari sosial
ekonomi sekolah lebih mengupayakan bantuan-bantuan beasiswa untuk
meringankan biaya sekolah siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Sedangkan untuk masalah akademik, kepala sekolah beserta tim managemen
supaya lebih meningkatkan kegiatan severpisi kelas sehingga dengan demikian
dapat segera mengatasi kelemahan dan kekurangan yang terjadi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, dan di samping itu kepada guru-guru
diharapkan supaya dapat meningkatkan kompetensinya masing-masing sesuai
dengan program pemerintah dalam meningkatkan propesional guru yang telah
dimulai sejak tahun 2007.
Item Type: | Thesis (Masters/Tesis) |
---|---|
Subjects: | L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools |
Divisions: | Sekolah Pascasarjana > Teknologi Pendidikan-S2 |
Depositing User: | Sudia Ajjronisa S.Sos |
Date Deposited: | 14 Apr 2025 04:33 |
Last Modified: | 14 Apr 2025 04:33 |
URI: | https://repository.unp.ac.id/id/eprint/5435 |