Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Teknik Group sequencing (GS) bagi Anak Tunarungu Kelas D.VI di SDLB Negeri 36 Muaro Sijunjung

Penelitian ini dilatar belakangi dari pengamatan yang peneliti lakukan di SDLB Negeri 36 Muaro Sijunjung pada seorang anak penyandang tunarungu kelas D.VI yang mengalami permasalahan pada membaca pemahaman, dengan kondisi anak yang sudah pandai membaca. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui teknik group sequencing dalam materi membaca pemahaman yang ada dalam kurikulum. Penelitian ini menggunakan pendekatan quasy eksperiment dalam bentuk Single Subject Research (SSR) dengan desain penelitiannya menggunakan desain A – B. Subjek penelitian ini adalah seorang anak penyandang tunarungu. Jenis pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis pengukuran target behavior persentase kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dengan menjawab pertanyaan yang benar sebanyak lima soal pada lembar kerja siswa dalam waktu yang relatif sama yaitu 60 menit. Teknik analisis data yang digunakan dalam bentuk Visual Analysis of Grafik. Hasil penelitian yang dianalisis mencakup jumlah pengamatan pada kondisi baseline sebanyak lima kali pertemuan dan kondisi intervensi sebanyak tujuh kali pertemuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa melalui teknik group sequencing dalam mengajarkan membaca pemahaman diperoleh data analisis dalam kondisi pada fase baseline yaitu mean levelnya sebesar 36%, persentase stabilitas sebesar 0% (tidak stabil), dan stabilitas kecendrungannya dalam menjawab pertanyaan yang benar sedikit meningkat sebesar 10%. Sedangkan pada fase intervensi yaitu mean levelnya sebesar 82,8%, persentase stabilitasnya sebesar 28,57% (tidak stabil), dan stabilitas kecendrungannya dalam menjawab pertanyaan yang benar meningkat lebih tinggi sebesar 30%. Adapun pada analisis antar kondisi diperoleh data level perubahan sebesar +20 artinya bahwa persentase pemahaman anak dalam menjawab soal membaik, dan persentase overlape sebesar 0% dengan makna semakin kecil persentase overlap semakin baik. Dengan demikian terbukti bahwa hipotesis (Ha) diterima, berarti kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu (x) meningkat melalui penerapan teknik group sequencing. Disarankan kepada pihak sekolah dan guru untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai acuan pengembangan pembelajaran membaca pemahaman di sekolah.