Febrian, Pelangi (2017) Raisah dalam Dinamika Politik Lokal dari tahun 1930-an sampai dengan Orde Baru. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
![B1_02_PELANGI_FEBRIAN_1201696_5468_2017.pdf [thumbnail of B1_02_PELANGI_FEBRIAN_1201696_5468_2017.pdf]](https://repository.unp.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
B1_02_PELANGI_FEBRIAN_1201696_5468_2017.pdf
Download (3MB)
Abstract
Skripsi ini merupakan kajian biografi yang menggambarkan riwayat hidup Raisah dalam kaitannya dengan dinamika politik lokal. Perjuangan Raisah dalam menjalankan serta mengembangkan pendidikan di Mata Air dan paham
pembaharuan sejak tahun 1930-an sampai Orde Baru menjadikannya sebagai tokoh perempuan yang berpengaruh dan diakui oleh masyarakat dalam perkembangan pendidikan di Seberang Padang.Fokus penelitian ini mengkaji, bagaimana latar belakang Raisah mendirikan dan memperjuangkan pendidikan di Mata Air, serta dimanakah tempat dan posisi
Raisah dalam pertarungan dinamika politik lokal. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan ide yang melatarbelakangi Raisah dalam mendirikan dan memperjuangkan pendidikan di Mata Air dan menjelaskan tempat dan posisi Raisah dalam dinamika politik lokal tahun 1930-an sampai Orde Baru. Penelitian ini menggunakan metode biografi dan didukung dengan metode sejarah.Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh gambaran kondisi pendidikan masyarakat Mata Air yang masih terbelakang, dan kondisi masyarakat yang
umumnya berpaham tradisional dan sebagian besar tergabung dalam Perti. Pada tahun 1935, karena Rasa kepedulian terhadap pendidikan masyarakat di kampungnya serta rasa tanggung jawab kepada agama, Raisah mendirikan
Sekolah Islam Mata Air (SIMA). Melalui sekolah tersebut Raisah meningkatkan pendidikan masyarakat Mata Air dan mengembangkan paham pembaharuan disana. Setelah kemerdekan hingga masa Orde Lama pertarungan politik Sumatera Barat di warnai dengan pertarungan antara Perti dan Masyumi, sebagai
anggota ortom Muhamamdiyah, Raisah turut mendukung partai politik Masyumi, dengan mengadakan kegiatan-kegiatan Muhammadiyah di SIMA guna merekrut lebih banyak orang untuk bergabung dengan Muhammadiyah dan Aisyiyah, yang
kemudian menjadi pendukung Masyumi. Pada masa Orde Baru kursi pemerintahan didominasi Golkar, Perti dan
beberapa anggota Muhammadiyah turut melebur kedalam Golkar, menyamakan diri dengan pemerintah, sedangkan Raisah tetap bersikukuh dengan pergerakannya dalam pendidikan Islam paham pembaharuan dan sebagai anggota Muhammadiyah dan menarik diri dari permasalahan politik, dengan tidak menjadi
pendukung partai apapun. Pendirian Raisah memperlancar usaha Kaum Tua yang memiliki kekuatan di pemerintahan dalam menghalangi pekembangan Muhammadiyah di SIMA dengan megambil alih tanah wakaf SIMA yang dikelola oleh pengurus Aisyiyah Mata Air, kemudian mengganti dengan pengurus baru.
Usaha Raisah untuk menghalangi hal tersebut hingga akhir hayatnya (1988) tidak membuahkan hasil, tidak adanya dukungan dari orang-orang berkuasa di pihak Raisah membuat setiap laporan atau surat yang diajukan Raisah tidak mendapat tanggapan dari pemerintah daerah. Adapun anggota Muhammadiyah yang duduk di kursi pemerintahan, tidak memiliki cukup kekuatan untuk melawan dominasi
kaum tua di pemerintahan.
Item Type: | Thesis (Bachelor/Skripsi) |
---|---|
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sejarah-S1 |
Depositing User: | Sri Yulianti S.IP |
Date Deposited: | 11 Apr 2025 07:24 |
Last Modified: | 11 Apr 2025 07:24 |
URI: | https://repository.unp.ac.id/id/eprint/5319 |