Meningkatkan Keterampilan Membuat Bros Rajutan Melalui Model Prosedural Direct Instruction bagi Anak Tunarungu Kelas X SLB Negeri 1 Padang.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemukan di SLBN 1 Padang pada anak tunarungu kelas X. dari dua orang siswa mengalami masalah dalam membuat keterampilan membuat bros rajutan. Dari hasil asesmen yang
dilakukan menunjukkan anak mempunyai motorik dan koordinasi yang baik.Selama ini guru menggunakan metode demonstrasi, tanya jawab dan ceramah dalam pembelajaran keterampilan dengan penugasan secara individual. Dengan
kemampuan siswa yang bervariasi mengakibatkan siswa mengalami kesulitan membuat bros rajutan khususnya teknik dasar merajut. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti betujuan meningkatkan keterampilan siswa membuat bros
rajutan melalui model prosedural direct instruction.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari II siklus. Setiap siklu terdiri dari empat kali pertemuan tatap muka dan setiap pembelajaran dilakukan evaluasi. Siklus yang dilaksanakan dalam beberapa
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu observasi, dokumentasi dan tes.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) proses pembelajaran membuat bros rajutan pada anak tunarungu kelas X dilakukan dengan model prosedural direct
instruction. 2) hasil keterampilan membuat bros rajutan anak tunarungu kelas X meningkat melalui model prosedural direct instruction. Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran keterampilan melalui model prosedural direct
instruction dapat meningkatkan keterampilan membuat bros rajutan.