Isvanli, Yola (2020) Ajis Rajo Bungsu dari Pelatih Silat Hingga Menjadi Guru Besar Perguruan Silat Seni Tradisi Singo Barantai (1952-2002). Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.
![B1_02_YOLA_ISVANLI_16046005_1422_2021.pdf [thumbnail of B1_02_YOLA_ISVANLI_16046005_1422_2021.pdf]](https://repository.unp.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
B1_02_YOLA_ISVANLI_16046005_1422_2021.pdf
Download (3MB)
Abstract
Skripsi ini merupakan kajian biografi tematis yang membahas tentang tokoh Ajis Rajo Bungsu dalam perannya menjadi pelatih silat hingga menjadi guru besar perguruan silat seni tradisi Singo Barantai di kota Padang terjadi pada tahun 1952-2002. Kajian ini memaparkan Ajis Rajo Bungsu sebagai seorang pelatih yang handal di perguruan silat tradisi sehingga diangkat menjadi guru besar perguruan silat tradisi dan dipercayai menjadi Tuo Tapian di Nagari Pauh IX di kota Padang. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memberikan gambaran tentang peran yang dilakukan Ajis Rajo Bungsu dari pelatih hingga menjadi guru besar perguruan silat seni tradisi Singo Barantai di kota Padang.
Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas beberapa langkah berikut ini: Tahap pertama, Heuristik yaitu mengumpulkan data dari berbagai sumber yang relevan serta wawancara terhadap informan yang mengetahui tentang Ajis Rajo Bungsu. Tahap kedua, kritik sumber yaitu melakukan pengujian data melalui kritik eksternal dan internal untuk melihat kebenaran isi dan sumber. Tahap ketiga, Interpretasi (penafsiran) dengan menghubungkan dan mengalisis data-data. Tahap keempat, Historiografi yaitu mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk penulisan ilmiah yaitu skripsi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah Ajis Rajo Bungsu memiliki peran dalam menjadi pelatih kemudian diangkat menjadi guru besar perguruan silat seni tradisi Singo Barantai di kota Padang. Semenjak ia memulai karirnya memperdalam ilmu silat tradisi dengan Angku Kasurin di Saniangbaka kota Solok dalam rentang 2 tahun. Setelah itu beliau kembali ke Lubuk Lintah, beliau menjadi asisten pelatih di Perguruan Surau Talao dibawah pelatih kepala yang dipimpin oleh pamannya yakni Angku Nawar dan Angku Tan Basa. Beberapa bulan kemudian Ajis memutus Kaji dengan Angku Nawar dan Tan Basa. Tahun 1952 Ajis resmi membuka Perguruan Singo Barantai dan mengajarkan gerakan ciri khas yang beliau padukan dengan beberapa aliran silat Minangkabau. Fokus utama di perguruan ini etika dalam pembentukan karakter anak murid beliau. Pada tahun 1967 Ajis membuka perguruan Batu Badoro di Kalumbuk, rumah istri beliau. Perguruan ini memfokuskan teknik silat khas Ajis. Teknik gerakan ciri khas beliau dibagi menjadi empat gerakan yaitu Juluk, Sisik tangan dan kaki serta Lantak Bawah diajarkan kepada anak murid beliau. Tidak hanya silat, randai dan tarian tradisional juga diajarkan oleh Ajis. Tahun 1997-1998 perguruan Batu Badoro ikut berpatisipasi festival randai se kota Padang. Pada tahun yang sama Ajis diangkat menjadi guru besar perguruan silat Singo Barantai dan di tunjuk sebagai Tuo Tapian. Proses pengangkatan ini dinamakan tradisi Urak Balabek. Disini hadirlah niniak mamak pendekar, dewan pendekar, guru besar perguruan silat tradisi Nagari Pauh IX
Item Type: | Thesis (Bachelor/Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | SILAT SENI TRADISI SINGO BARANTAI |
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) L Education > LC Special aspects of education |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial > Pendidikan Sejarah-S1 |
Depositing User: | Arlianis Arlianis S.IP |
Date Deposited: | 10 Apr 2025 08:03 |
Last Modified: | 10 Apr 2025 08:03 |
URI: | https://repository.unp.ac.id/id/eprint/5271 |