Rekrutmen Politik dan Menajemen Konflik dalam Pemilukada Kabupaten Kerinci (Studi terhadap Partai Demokrat dan Partai Golkar).

Penelitian ini dilatar belakangi adanya indikasi kegagalan prosesrekrutmen dan menajemen konflik pada Pemilukada Kabupaten Kerinci padatahun 2008 lalu.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimanamekanisme Rekrutmen Politik dan Menajemen Konflik yang dilakukan olehpartai Demokrat dan Golkar dalam Pemilukada di Kabupaten Kerinci.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini berlokasidi Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, tepatnya di DPC Partai Demokrat danPartai Golkar, serta KPUD Kabupaten Kerinci. Informan dalam penelitian inidipilih berdasarkan teknik purposive sampling yaitu Ketua DPC PartaiDemokrat dan Golkar, Tokoh Masyarakat, dan Ketua KPUD di KabupatenKerinci. Data dikumpulkan dengan teknik Wawancara dan Studidokumentasi. Kemudian data dianalisis dengan reduksi data, penyajian data,dan diambil kesimpulan dari data yang ada sehingga didapat data yangsempurna.Hasil penelitian menunjukan bahwa Mekanisme Rekrutmen Politik olehpartai Demokrat dan Golkar adalah pola rekrutmen yang terbuka. Akan tetapiMekanisme rekrutmen dalam Pemilukada di Kabupaten Kerinci yangdilakukan kedua partai tersebut belum berjalan dengan baik dan terbuka.Karena masih terdapat indikasi adanya negoisasi politik, sehingga rekrutmentersebut belum bisa dikatakan sebagai rekrutmen yang terbuka. KemudianMenajemen Konflik yang dilakukan oleh partai Demokrat dan Golkar adalahmelalui cara persuasif dalam bentuk konsiliasi dan mediasi. Akan tetapidalam Konflik Pemilukada di Kabupaten Kerinci sama sekali tidak terlihatwalaupun ada usaha mengendalikan konflik yang terjadi, akan tetapi usaha itutidak dilakukan secara maksimal sehingga konflik tersebut tetap tidak dapatdiatasi.Kedepannya,Partai politik diharapkan dapat melaksanakan mekanismerekrutmen politik lebih terbuka dan transparan tidak hanya negoisasi politiksaja. Selain itu, Untuk tetap memperbaiki citra partai politik sebagai institusidemokrasi, tentu partai politik harus lebih maksimal memikirkan nasibmasyarakat Partai politik harus mampu memenajemen konflik yang terjadimelalui cara persuasif dengan semaksimal mungkin sehingga konflik dapatdiatasi terutama konflik pemilukada.