Aplikasi Reinforcement oleh Guru Mata Pelajaran dan Implikasinya Terhadap Bimbingan dan Konseling (Studi Deskriptif di SMA Adabiah 2 Padang)

Penelitian
ini
berawal
dari
masalah masih rendahnya guru
mengaplikasikan reinforcement terhadap perilaku positif yang ditunjukkan siswa
dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan
kepada siswa di salah satu SMA swasta di Padang, yang menyatakan bahwa
ketika siswa melakukan perilaku positif, seperti berani bertanya atau berhasil
menjawab pertanyaan, guru tidak segera memberikan penguatan,
ketika
memberikan penguatan sikap guru kurang ramah,dan jenis penguatan yang
diberikan kurang bervariasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) tingkat pengaplikasian
reinforcement, 2) pengaplikasian jadwal reinforcement, 3) jenis-jenis reinforcement, dan
4) cara pemberian reinforcement oleh guru mata pelajaran. Populasi penelitian adalah
seluruh siswa kelas XI SMA Adabiah 2 Padang tahun pelajaran 2012/2013 yang
berjumlah 325 siswa. Penentuan sampel dengan teknik Simple Random Sampling, dan
diperoleh jumlah sampel penelitian sebesar 176 siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan
yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian dilaksanakan pada bulan
April 2013. Data penelitian diperoleh melalui skala Semantic Differential.
Analisis data penelitian menggunakan mean hipotetic untuk mengetahui tingkat
pengaplikasian reinforcement, sedangkan untuk mengetahui deskripsi dan arah
penilaian siswa terhadap jadwal pengaplikasian reinforcement, jenis-jenis
reinforcement, dan cara guru memberikan reinforcement, data dianalisis dengan
skor rata-rata (mean) pada setiap indikator.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengaplikasian reinforcement
guru mata pelajaran berada pada kategori tinggi, dan interpretasi siswa terhadap
jadwal pengaplikasian reinforcement, jenis-jenis reinforcement, dan cara
pemberian reinforcement oleh guru mata pelajaran dalam proses pembelajaran
positif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) tingkat
pengaplikasian reinforcement oleh guru mata pelajaran berkategori tinggi, 2) skor
rata-rata pada indikator jadwal pemberian reinforcement
tinggi dan arah
penilaian siswa positif, 3) Skor rata-rata untuk jenis-jenis reinforcement oleh guru
mata pelajaran tinggi dan arah penilaian siswa positif, 4) skor rata-rata cara guru
memberikan reinforcement tinggi dan penilaian siswa menunjukkan arah yang
positif.
Implikasi hasil penelitian terhadap bimbingan dan konseling adalah: 1)
guru bimbingan dan konseling menyelenggarakan layanan konseling individual,
untuk memantapkan perilaku positif siswa setelah diberikan penguatan oleh guru
mata pelajaran, 2) guru bimbingan dan konseling meningkatkan kerjasama dengan
guru mata pelajaran dengan memberikan informasi tentang karaktersitik siswa,
hobi,dan minat siswa, sehingga akan menjadi bahan masukan bagi guru mata
pelajaran dalam menentukan jenis-jenis reinforcement yang tepat untuk siswa, dan
3) guru bimbingan dan konseling mengadakan konsultasi bersama dengan guru
mata pelajaran dalam rangka meningkatkan efektifitas pengaplikasian
reinforcement.