Kontribusi Kepemimpinan Situasional Kepala Sekolah dan Pemberian Insentif terhadap Pelaksanaan Tugas Guru SMP Negeri Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan

Berdasarkan pra survey di lapangan ditemukan bahwa pelaksanaan tugas
guru SMP Negeri Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan masih
kurang baik. Ini terlihat dari kurang baiknya persiapan perangkat pembelajaran
yang dirancang guru, serta kurang baiknya pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan tindak lanjut yang dilakukan guru. Hal ini dikhawatirkan akan
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran dan pada akhirnya pada
tujuan pendidikan. Selanjutnya, peneliti menduga bahwa kepemimpinan
situasional kepala sekolah dan pemberian insentif mempengaruhi pelaksanaan
tugas guru yang dimiliki oleh guru SMP Negeri Kecamatan Ranah Pesisir
Kabupaten Pesisir Selatan. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
menguji kebenarannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kontribusi
kepemimpinan situasional kepala sekolah dan insentif terhadap pelaksanaan tugas
guru SMP Negeri Kecamatan Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan. Hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah: (1) kepemimpinan situasional kepala
sekolah berkontribusi terhadap pelaksanaan tugas guru, (2) pemberian insentif
berkontribusi terhadap pelaksanaan tugas guru, (3) kepemimpinan situasional
kepala sekolah dan insentif secara bersama-sama berkontribusi terhadap
pelaksanaan tugas guru.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri Kecamatan
Ranah Pesisir Kabupaten Pesisir Selatan yang berjumlah 114 orang. Sampel
penelitian berjumlah 63 orang yang diambil dengan teknik stratified proportional
random sampling, dengan mempertimbangkan strata tingkat pendidikan dan masa
kerja. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket model Skala Likert
yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Data penelitian dianalisis dengan
teknik korelasi dan regresi.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) kepemimpinan situasional
kepala sekolah berkontribusi terhadap pelaksanaan tugas guru sebesar 20,8%, (2)
pemberian insentif berkontribusi terhadap pelaksanaan tugas guru sebesar
16,1%, (3) kepemimpinan situasional kepala sekolah dan pemberian insentif
secara bersama-sama berkontribusi terhadap pelaksanaan tugas guru sebesar
34,0%. Selanjutnya hasil analisis deskriptif mengungkap bahwa kepemimpinan
situasional kepala sekolah dan pelaksanaan tugas guru berada pada kategori cukup
(79,96% dan 76,38%), sedangkan pemberian insentif berada pada kategori baik
dengan skor 82,23% dari skor ideal.
Temuan di atas mengimplikasikan bahwa kepemimpinan situasional
kepala sekolah dan pemberian insentif adalah dua faktor yang memiliki pengaruh
terhadap pelaksanaan tugas guru, akan tetapi masih banyak faktor lain yang ikut
berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas guru yang tidak dikaji dalam penelitian
ini