Model Training Design dalam Pembelajaran Ragam Ragam Hias Sulaman dan Bordir yang Akultutatif Berbasis Kebutuhan Industri pada Pendidikan Vokasi Tata Busana

Penelitian ini berdasarkan studi pendahuluan dan analisis kebutuhan (need
analysis) yang dilakukan pada mata kuliah Desain Ragam Hias. Ditemukan
masalah bahwa Mismatch antara kompetensi yang dimiliki lulusan program
vokasi khususnya Tata busana dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja
dalam bidang desain ragam hias sulaman dan bordir merupakan masalah utama
yang mendasari penelitian disertasi ini. Proses pembelajaran dan pelatihan yang
dilaksanakan di pendidikan vokasi umumnya belum terlaksana dengan optimal,
strategi pelatihan diasumsikan belum menggunakan strategi dan model pelatihan
yang sesuai dengan harapan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan
suatu model pelatihan yang dapat menyetarakan antara kompetensi lulusan dengan
kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja dalam bidang desain ragam hias sulaman
dan bordir.
Model penelitian dan pengembangan instruksioanal yang digunakan dalam
penelitian ini adalah merujuk pada model pengembangan ‗ADDIE‘. Produk
model pelatihan yang dikembangkan diuji keabsahan dan kesahihannya melalui
―expert validity‖ dalam bidang rancangan tata busana khususnya bidang sulaman
dan bordir.Uji praktikalitas dan efektifitas dilaksanakan dalam satu semester pada
mahasiswa program diploma (D3) dengan sampel sebanyak 23 orang mahasiswa.
Hasil penelitian dan pengembangan ini menunjukkan bahwa Model
pelatihan perancangan yang dikembangkan dengan 9 syntax, Buku Modul Desain
ragam hias yang dikembangkan dinyatakan valid oleh para akhli. Kemudian
berdasarkan uji praktikalitas pada dosen dan mahasiswa bahwa model pelatihan
ini dinyatakan praktis dan fleksibel untuk diimplementasikan dengan rerata skor
85,45 . Model ini dinyatakan sangat efektif untuk pembelajaran dan pelatihan
desain khususnya ragam hias sulaman dan bordir, karena model pelatihan ini
berdampak terhadap peningkatan kreatifitas dan menumbuhkan sikap inovatif
mahasiswa disamping meningkatnya keterampilan dalam merancang ragam hias.
Hasil sulaman dan bordir yang dihasilkan mahasiswa bervariasi dan secara
kulturatif relevan dengan budaya daerah dan memenuhi kebutuhan industri
kreatif