Perbandingan Besar Kahilangan Prategang Balok Baeton Prategang Metode Pratarik dengan Pascatarik (Studi Kasus: Flyover Bukittinggi)

Penggunaan beton prategang pada era konstruksi modern ini bukanlah suatu hal yang baru. Prategang banyak dipakai karena keuntungan yang dapat diperoleh dibandingkan dengan beton bertulang biasa. Diantaranya yang utama adalah kemungkinan untuk menjadikannya pracetak, yang menjadikan struktur dapat dirakit dan mempersingkat waktu karena pelaksanaan yang tidak harus dicor ditempat. Salah satu proyek yang menggunakan sistem prategang yaitu pembangunan Flyover yang tengah dibangun di Kota Bukittinggi.
Beton prategang merupakan beton yang menerima pretensioning terhadap tulangan-tulangan baja pada elemen beton bertulang. Hal ini dilakukan guna mengurangi atau mencegah terjadinya retak lentur pada beton akibat lemahnya kemampuan beton terhadap gaya tarik. Namun, gaya prategang pada beton mengalami kehilangan tegangan secara berangsur-angsur sejak gaya tegang awal diberikan, sehingga kehilangan gaya prategang (loss of prestress) berlu untuk diperhitungkan.
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka didapatkan besar kehilangan total prategang yang dialami balok jika menggunakan balok prategang metode pratarik sebesar 11,84 %, yaitu sebesar 220,05 N/mm2. Sedangkan selisih kehilangan prategang yang terjadi antara penggunaan balok prategang metode pascatarik dengan pratarik adalah sebesar 8,93%, yaitu sebesar 166,098 N/mm2