Pengaruh Konformitas Teman Sebaya, dan Perilaku Asertif terhadap Perilaku Merokok

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya mencegah danmengurangi perilaku merokok yang dilakukan siswa. Konformitas temansebaya dan perilaku asertif merupakan faktor yang diduga mempengaruhiperilaku merokok tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:(1) konformitas teman sebaya, (2) perilaku asertif, (3) perilaku merokok, (4)apakah terdapat pengaruh konformitas teman sebaya terhadap perilakumerokok, (5) apakah terdapat pengaruh perilaku asertif terhadap perilakumerokok, dan (6) apakah terdapat pengaruh konformitas teman sebaya, danperilaku asertif terhadap perilaku merokok.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif jenis deskriptifkorelasional. Populasi penelitian adalah siswa SMPN 14 Padang sebanyak253 siswa. Sampel sebanyak 132 siswa yang merokok, dipilih denganteknik purposive random sampling dengan cara membagikan angket awalkepada siswa. Instrumen yang digunakan adalah skala model Likert. Hasiluji validitas instrumen 0,320. Hasil uji reliabilitas instrumen 0,901. Datadianalisis dengan statistik deskriptif, regresi sederhana, dan regresi ganda.Temuan penelitian memperlihatkan bahwa: (1) secara rata-ratagambaran perilaku merokok berada pada kategori tinggi dengan persentase68,01%, (2) konformitas teman sebaya berada pada kategori tinggipersentase 68,05%, dan (3) perilaku asertif berada pada kategori rendahpersentase 59,98%, (4) terdapat pengaruh positif konformitas teman sebayaterhadap perilaku merokok sebesar 53,1%, (5) terdapat pengaruh negatifperilaku asertif terhadap perilaku merokok sebesar 14,7%, dan (6) terdapatpengaruh positif secara bersama-sama konformitas teman sebaya danperilaku asertif terhadap perilaku merokok sebesar 67,4%. Implikasi hasil penelitian tersebut dapat dijadikan sebagai analisis kebutuhan siswa dalam penyusunan program pelayanan bimbingan dan konseling. Selain itu untuk menghindari siswa dari perilaku merokok Guru BK dapat harus bisa meningkatkan konformitas teman sebaya yang positif dan meningkatkan perilaku asertif dengan melalui layanan-layanan BK dengan menggunakan teknik dan pendekatan konseling seperti Guru BK harus memahami teknik asertif trening dan teknik lainnya.