Profil Pelestarian Naskah Kuno Minangkabau, Sumatera Barat

Teks klasik Minangkabau tersimpan dalam teks dan dalam ingatan masyarakat Minangkabau. Teks yang tersimpan dalam naskah ditulis dengan aksara Arab-Melayu. Sebagian besar manuskrip disimpan di perpustakaan Universitas Leiden dan hanya sedikit yang tersimpan di Indonesia, khususnya di perpustakaan komunitas pemilik teks, masyarakat adat, perpustakaan umum, lembaga arsip, dan museum. Pemerintah daerah telah mencoba melakukan pendekatan persuasif dengan pemerintah Belanda dan masyarakat adat sebagai pemilik naskah dan lembaga terkait untuk melestarikan manuskrip kuno, baik nilai fisik maupun informasinya. Pelestarian yang telah dilakukan antara lain restorasi, transformasi, transliterasi, dan revitalisasi manuskrip tersebut. Khususnya untuk teks sastra bergenre "kaba" yang masih tersimpan dalam ingatan generasi tua, pada kesempatan tertentu disampaikan melalui pertunjukan tradisional seperti bakaba (barabab), badendang, pertunjukan barandai, dan sebagainya. Tulisan-tulisan tentang karya revitalisasi kini banyak, ditulis berdasarkan ingatan para penulis (versi Ka'bah). Bentuk lain dari pelestarian teks cerita Ka'bah adalah kontemporer genre drama seperti transformasi cerita dan nilai-nilai yang mencoba membangkitkan rasionalitas para pencintanya dalam menikmatinya. Ini di satu sisi melemahkan citra teks, nilai-nilai budaya lama dalam perspektif masyarakat. Tetapi di sisi lain, hal ini memotivasi masyarakat, terutama kaum muda, untuk mempelajari kembali budaya leluhur yang telah menjadi norma di masyarakat lama, dan mereka dapat membuat pendapat tentang nilai mana yang akan dilanjutkan oleh generasi berikutnya.