Problems Faced by Teachers and Students in Implementing Learner-Centered Instruction in English Classroom at Sma 1 Payakumbuh

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan masalah yang dihadapi guru dan siswa dalam penerapan pembelajaran berbasis siswa pada kelas bahasa inggris di SMA 1 Payakumbuh . Partisipan dalam penelitian ini adalah 5 guru bahasa inggris yang mengajar di kelas X dan XI dan 21 orang siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian fenomenologi. Data penelitian ini dikumpulkan melalui observasi dan wawancara. Observasi dilakukan di dalam kelas untuk melihat bagaimana guru dan siswa menjalankan peranannya. Wawancara dilakukan untuk menemukan masalah yang dihadapi siswa dan guru dalam penerapan pembelajaran ini. Kemudian, data dianalisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang telah terkumpul dikelompokkan berdasarkan tujuan penelitian, selanjutnya dideskripsikan dan dianalisis untuk mendapatkan fakta yang sebenarnya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru sukses dalam menjalankan peranannya sebagai pengumpul informasi, pembuat keputusan, dan penasehat. Namun, guru harus meningkatkan peranannya sebagai motivator, fasilitator dalam grup dinamis, penyedia kesempatan untuk berkomunikasi dan penguna bahasa otentik, promoter dalam perspektif multibudaya, dan praktisi dan peneliti. Selanjutnya, siswa hanya melakukan peranannya dengan baik sebagai interaktor. Secara umum, guru dan siswa tidak melakukan peranannya secara maksimal sehingga pembelajaran berbasis siswa tidak memberikan peningkatan yang cukup bagi pencapaian siswa. Selain itu, ada beberapa masalaha yang dihadapi guru dalam pembelajaran ini seperti kurangnya waktu, kreativitas, sumber bahan ajar, jumlah siswa dan kemampuan guru yang berhubungan dengan bahan ajar. Masalah yang dihadapi siswa antara lain kurangnya rasa tanggungjawab terhadap kesuksesannya, dan kurangnya partisipasi dalam mempromosikan gaya belajar dan aktivitas yang mereka sukai. Masalah ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain guru memiliki tanggungjawab dan tugas ekstra di sekolah seperti menjadi wakil kepala sekolah, guru tidak mampu unutk mengembangkan bahan ajarnya sendiri, guru kurang mengikuti pelatihan dalam pembelajaran ini, keputusan sekolah dan jumlah kelas yang dimiliki, dan kemampuan guru dalam mengakses internet, budaya dan persepsi siswa terhadap kesuksessannya.