Kesantunan Berbahasa dalam Tindak Tutur Direktif Guru pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 15 Padang

Putri, Febrina Riska Putri (2014) Kesantunan Berbahasa dalam Tindak Tutur Direktif Guru pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 15 Padang. Masters/Tesis thesis, Universitas Negeri Padang.

[thumbnail of final_2_FEBRINA_RISKA_PUTRI_1103838_3647_2014.pdf] Text
final_2_FEBRINA_RISKA_PUTRI_1103838_3647_2014.pdf

Download (1MB)

Abstract

Tindak tutur berdampak terhadap keterlibatan dan motivasi siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru semestinya melakukan tindak tutur yang variatif. Namun dalam kenyataannya, tindak tutur yang dilakukan guru didominasi oleh tindak tutur direktif. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif guru, (2) mendeskripsikan prinsip kesopanan yang digunakan dalam tindak tutur direktif guru, (3) mendeskripsikan konteks situasi penggunaan prinsip kesopanan dalam tindak tutur direktif guru, (4) mendeskripsikan respons siswa terhadap tindak tutur direktif guru pada pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 15 Padang. Objek penelitian ini adalah tindak tutur guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Subjek penelitian ini adalah tiga orang guru yang mengajar bahasa Indonesia di kelas X, XI, dan XII di SMA Negeri 15 Padang. Data penelitian dikumpulkan dengan pengamatan, perekaman, dan pencatatan dengan langkah analisis data: (1) mentranskripsikan hasil rekaman, (2) reduksi data sesuai dengan kebutuhan pertanyaan penelitian, (3) interpretasi data, dan (4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bentuk tindak tutur direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SMA Negeri 15 Padang berupa menyuruh, memohon, menuntut, menyarankan, dan menantang. Yang dominan dilakukan guru adalah tindak tutur menyuruh. (2) Prinsip kesopanan yang digunakan guru terhadap tindak tutur direktif antara lain maksim kearifan, maksim penghargaan, maksim kesepakatan, dan maksim kesimpatian. Yang dominan digunakan guru adalah maksim kesepakatan dan maksim kearifan. (3) Konteks tindak tutur direktif guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikelompokkan menjadi empat situasi tutur. Pada topik tidak sensitif dan suasana ribut (–S , +R), cenderung digunakan tindak tutur menyuruh dengan maksim kesepakatan. Pada topik tidak sensitif dan suasana tidak ribut (–S, –R), cenderung digunakan tindak tutur menyuruh dengan maksim kesepakatan dan maksim kearifan. Pada topik sensitif dan suasana ribut (+S, +R), cenderung digunakan tindak tutur menyuruh dengan maksim kesimpatian. Pada topik sensitif dan suasana tidak ribut (+S, –R), yang cenderung digunakan tindak tutur menyuruh dengan maksim kearifan. (4) Respons positif siswa cenderung ditujukan pada tindak tutur direktif menyuruh dengan maksim kearifan pada konteks situasi tutur topik tidak sensitif dan suasana tidak ribut. Sebaliknya, respons negatif cenderung ditujukan pada tindak tutur direktif menyuruh yang menggunakan maksim kearifan pada situasi tutur topik tidak sensitif dan suasana ribut.

Item Type: Thesis (Masters/Tesis)
Uncontrolled Keywords: Kesantunan Berbahasa dalam Tindak Tutur Direktif Guru pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 15 Padang
Subjects: L Education > LB Theory and practice of education > LB1603 Secondary Education. High schools
P Language and Literature > PI Oriental languages and literatures
Divisions: Sekolah Pascasarjana > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-S2
Depositing User: Perpustakaan dan Penerbitan UNP
Date Deposited: 21 Dec 2025 18:08
Last Modified: 22 Dec 2025 00:24
URI: https://repository.unp.ac.id/id/eprint/33929

Actions (login required)

View Item
View Item