Manajemen Tradisi Makan Bajamba pada Acara Ulang Tahun Kota Sawahlunto

Penelitian ini dilatar-belakangi oleh tradisi makan bajamba yang telah menjadi mascot program Ulang tahun Kota Sawahlunto. Sebagai acara puncak dalam acara ulang tahun kota, hal ini sudah tentu menjadi salah satu pertanyaan besar di dalam pikiran setiap undangan yang menghadiri acara ulang tahun Kota Wisata Tambang ini. Mengapa harus makan bajamba? Banyak undangan yang tidak paham dengan konsep menejemen tradisi makan bajamba, proses tradisi makan bajamba dan apa dampak tradisi makan bajamba terhadap social-ekonomi masyarakat Kota Sawahlunto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa keterangan lisan dari informan (tokoh adat, masyarakat). Prosedur pengumpulan data dengan melakukan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Data dianalisis dengan melakukan reduksi data , display data dan mengambil kesimpulan. Pengecekan keabsahan temuan dilakukan dengan teknik trianggulasi sumber. Hasil penelitian menemukan, 1) Konsep manajemen makan bajamba dalam acara ulang tahun Kota Sawahlunto adalah sebuah usaha mempersatukan masyarakat yang majemuk. Kota Sawahlunto dihuni oleh beragam etnis dari Indonesia.Dengan menyelenggarakan acara tradisi makan bajamba.Maka seluruh masyarakat berada di bawah satu komando panitia.2) Proses pelaksanaan tradisi makan bajamba pada ulang tahun Kota Sawahlunto dimulai pada tanggal 1 Desember, pada jam 9 pagi diiringi dengan pembukaan acara, tari pasambahan dan ditutup dengan acara puncak yaitu tradisi makan bajamba.Kalau tradisi makan bajamba sudah dilangsungkan, maka berakhir pula pelaksanaan tradisi makan bajamba dalam acara ulangtahun Kota Sawahlunto ini. 3) Dampak tradisi tradisi makan bajamba terhadap keberadaan pariwisata Kota Sawahlunto adalah aktifnya industry pariwisata di Kota Sawahlunto. Hal iniakan menjadi pemasukan atau income bagi pengusaha dan masyaakat lokal di sekeliling Kota Sawahlunto.