Pelaksanaan Tugas Pokok Pengawas Bimbingan dan Konseling dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (Studi di Kota Pariaman Sumatera Barat)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum maksimalnya pelaksanaan pengawasan bidang Bimbingan dan Konseling (BK) di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkapkan dan mendeskripsikan data tentang pelaksanaan tugas pokok Pengawas bidang BK terkait dengan pemantauan, penilaian, dan pembinaan oleh Pengawas BK kepada Guru BK atau Konselor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif metode deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah Guru BK atau Konselor berjumlah 33 orang tingkat SLTA se-Kota Pariaman dengan teknik total sampling, dan 1 orang Pengawas BK. Instrumen yang digunakan adalah angket dengan model skala Likert. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Januari 2016 dengan mengungkapkan persepsi Guru BK atau Konselor tentang pelaksanaan tugas pokok Pengawas BK berupa pemantauan, penilaian, dan pembinaan. Kemudian dilakukan waancara kepada Pengawas BK untuk memperkuat data yang diperolehdari Guru BK atau Konselor. Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) kualitas skor pelaksanaan pemantauan terhadap kinerja Guru BK atau Konselor oleh Pengawas BK di SMA berada pada kategori cukup dan di SMK juga berada pada kategori cukup, (2) kualitas skor pelaksanaan penilaian terhadap kinerja Guru BK atau Konselor olehPengawas BK di SMA berada pada kategori cukup dan di SMK juga masih berada pada kategori cukup, dan (3) kualitas pelaksanaan pembinaan terhadapkinerja Guru BK atau Konselor oleh Pengawas BK di SMA berada pada kategori cukup sedangkan di SMK telah berada pada kategori baik. Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa pemantauan, penilaian, dan pembinaan yang masih berada pada kategori cukup disebabkan karena Pengawas BK tidak paham tentang materi-materi pengawasan BK yang harus dipahami sehingga kurang terampil dalam melaksanakannya. Hal ini juga disebabkan karena Pengawas BK sendiri kualifikasi pendidikannya tidak dari S2 BK atau minimal S1 BK. Implikasi hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dan bahan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas pokok Pengawas BK di SLTA khususnya di Kota Pariaman.