Gaya Bahasa Mengkritik di dalam Tajuk Rencana Kompas pada Masa Orde Baru dan Reformasi

Rahayu, Zona Rida (2010) Gaya Bahasa Mengkritik di dalam Tajuk Rencana Kompas pada Masa Orde Baru dan Reformasi. Masters/Tesis thesis, Universitas Negeri Padang.

[thumbnail of final_2_ZONA_RIDA_RAHAYU_10844_6261_2012.pdf] Text
final_2_ZONA_RIDA_RAHAYU_10844_6261_2012.pdf - Published Version

Download (371kB)

Abstract

Penelitian gaya bahasa mengkritik di dalam tajuk rencana Kompas ini dilatar belakangi oleh sikap berbahasa elite politik Indonesia. Pada masa Orde Baru, sikap berbahasa elite politik dan pejabat negara pada masa Orde Baru cenderung mengaburkan makna. Pada masa Reformasi, elite politik lebih mempertegas makna bahkan terkesan vulgar. Berdasarkan perbedaan tersebut, gaya bahasa mengkritik perlu diteliti. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan bentuk gaya bahasa mengkritik di dalam tajuk rencana Kompas pada masa Orde Baru serta menjelaskan kontekstual penggunaannya. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, bentuk-bentuk gaya bahasa mengkritik pada masa Orde Baru adalah realis, naturalis, proletarian, satire, alegori, simbolis, psikologis, ekstensialis, sains, dan utopia. Bentuk-bentuk gaya bahasa mengkritik ini dijelaskan berdasarkan kelangsungan makna yaitu cenderung mengaburkan makna atau ada ide yang disembunyikan untuk melindungi objek yang diberitakan. Hal ini dikenal dengan istilah eufemisme. Kedua, Bentuk-bentuk gaya bahasa mengkritik pada masa Reformasi adalah satire, eksistensis, proletarian, realis, naturalis, ekpresionis, simbolis, psikologis, alegori, sains, dan utopia untuk mempertegas penyampaian maksud. Selain itu, penulis tajuk rencana Kompas juga menyembunyikan maksud yang ingin dituliskannya, sehingga muncul istilah sinisme dan eufemisme. Ketiga, kontekstual penggunaan gaya bahasa mengkritik di dalam tajuk rencana Kompas pada masa Orde Baru dan Reformasi. Penjelasan secara kontekstual ini melalui perbedaan berikut ini. (1) Penggunaan bentuk bentuk gaya bahasa mengkritik. Pada masa Orde Baru, gaya bahasa mengkritik yang dominan digunakan adalah satire dan realis. Pada masa Reformasi, gaya bahasa yang dominan digunakan adalah satire, realis, ploretarian, dan ekspresionis. (2) Ditemukan adanya penggabungan dua bentuk gaya bahasa mengkritik. Pada masa Orde Baru tidak terjadi penggabungan gaya bahasa tersebut, tetapi pada masa Reformasi ditemukan adanya penggabungan dua gaya bahasa mengkritik. (3) Objek yang dikritik. dan (4) pemimpin yang berkuasa pada setiap masa juga ikut mempengaruhi gaya bahasa yang digunakan Kompas selaku media informasi yang hadir di setiap masa tersebut. Berdasarkan makna yang disajikan oleh teks tajuk rencana Kompas, gaya bahasa yang digunakan pada masa Orde Baru berupa eufemisme sedangkan masa Reformasi berupa sinisme dan juga ada eufemisme.

Item Type: Thesis (Masters/Tesis)
Uncontrolled Keywords: Gaya Bahasa Mengkritik di dalam Tajuk Rencana Kompas pada Masa Orde Baru dan Reformasi
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Sekolah Pascasarjana > Pendidikan Bahasa Inggris-S2
Depositing User: Perpustakaan dan Penerbitan UNP
Date Deposited: 21 Dec 2025 13:55
Last Modified: 21 Dec 2025 13:58
URI: https://repository.unp.ac.id/id/eprint/33594

Actions (login required)

View Item
View Item