Perencanaan Kebutuhan Jumlah Kayu Penyangga Pada Lubang THC.01” di CV. Tahiti Coal, Sawahlunto.

Penyanggaan adalah suatu hal yang sangat penting dalam pertambangan, khususnya
tambang dalam dimana penyangga berfungsi untuk menyangga batuan yang berpotensi runtuh dan
untuk menghentikan atau menahan perpindahan lubang bukaan. Penelitian pada CV. Tahiti Coal
ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses penyanggaan pada lubang THC.01 yang digunakan
oleh CV. Tahiti Coal. Sistem penyanggaan pada lubang THC.01 menggunakan penyangga kayu
berbentuk three piece set. Three piece set digunakan pada lubang bukaan yang berbentuk persegi
panjang dan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian atas (cap) dan bagian samping/ tiang (post).
Selain untuk meneliti penyangga yang di gunakan, peneletian ini juga bertujuan untuk
meneliti jenis dan harga kayu yang di pakai pada lubang THC.01. Harga kayu berbeda tergantung
panjang dari kayu, dengan panjang diameter 10 cm di hargai Rp.23.000 perbatang, panjang
diameter 14 cm dihargai Rp. 28.000 perbatang, dan panjang diameter 17 cm dihargai Rp.33.000
perbatang.
Sedangkan jenis kayu yang di gunakan untuk penyangga pada lubang THC.01 adalah kayu
berjenis Akasia. Dari analisa data yang di dapatkan di lapangan, kebutuhunan kayu per hari sebagai
berikut : a. Lubang maju / front maju = (2 kayu tiang (berdiameter 17 cm)) + (1 kayu poran
(berdiameter 14 cm)) + (6 kayu stapling (berdiameter 10 cm)) + (1 kayu pagaran (berdiameter 10
cm)), b. Cabang, 2 lubang cabang (2 kayu tiang +1 kayu poran x2 (4 kayu berdiameter 17 cm dan
2 kayu berdiameter 14 cm)) (6 kayu stapling x2 (12 kayu berdiameter 10 cm)) (1 kayu pagaran x2
(2 kayu berdiameter 10 cm)). Seluruh total harga kayu perhari yang di butuhkan sebesar
Rp.765.000.