Taslim, Agus (2013) Struktur dan Nilai Budaya Cerita Rakyat Sungai Lancur Darah Versi Oesman Jabar. Masters/Tesis thesis, Universitas Negeri Padang.
final_2_AGUS_TASLIM_91363_2371_2015.pdf
Download (251kB)
Abstract
Cerita rakyat Sungai Lancur Darah (SLD) menarik untuk diteliti karena beberapa alasan 1) cerita rakyat ini memang banyak diketahui oleh masyarakat tempatan, akan tetapi mereka tidak dapat menceritakan secara utuh bagaimana cerita tersebut dikisahkan, 2) agar cerita rakyat ini tidak hilang ditelan waktu, 3) cerita rakyat ini sarat dengan nilai-nilai budaya. Masalahnya, bagaimanakah struktur dan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam cerita rakyat SLD. Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah menjelaskan kategori cerita, struktur cerita, serta nilai-nil;ai budaya yang terkandung di dalam rakyat Sungai Lancur Darah versi Oesman Jabar. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Untuk menjelaskan struktur karya digunakan pendekatan objektif yang difokuskan pada alur, tokoh dan latar. Selanjutnya kajian pada aspek semiotik karya untuk mengkaji nilai-nilai budaya. Data dalam penelitian ini dikaji berdasarkan satuan peristiwa yang terkandung di dalam cerita, sekaligus juga terhadap latar serta tokoh-tokohnya. Dari temuan tersebut, bahwa cerita Rakyat Sungai Lancur Darah (SLD) dibangun oleh struktur yang saling menunjang, sehingga terbentuk kepaduan dan keutuhan cerita. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa cerita rakyat (SLD) mengandung nilai-nilai budaya yang bersifat universal. Simpulan dari penelitian ini, yaitu 1) dapat disimpulkan bahwa cerita tersebut berupa legenda. Dibuktikan dengan masyarakat tempatan mempercayai sebuah sungai yang mengalir berwarna merah layaknya aliran darah. Cerita rakyat SLD memiliki hubungan peristiwa yang saling bertalian hingga membentuk dan menunjang keutuhan cerita secara keseluruhan; 2) satuan peristiwa dalam cerita rakyat SLD membentuk alur garis lurus yang mempresentasikan tema cerita, yaitu tentang mulut perempuan yang tidak bisa menyimpan rahasia dan amarah yang tidak bisa kendalikan; 3) Tokoh-tokoh dalam cerita rakyat SLD ini sangat variatif sesuai dengan latar (waktu, dan tempat dan sosial) ketika tokoh tersebut berbuat; dan 4) nilai budaya yang terkandung di dalam cerita (SLD) bersifat universal. Implikasinya, pembelajaran muatan lokal yang berorientasi pada pelaku selayaknya menggunakan karya sastra sebagai bahan ajar, terutama karya sastra yang berlatar kedaerahan. Untuk itu disarankan agar pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA, terutama dalam pembelajaran apresiasi sastra, menggunakan kajian struktur dan nilai budaya sebagaimana yang dikemukakan dalam penelitian ini.
| Item Type: | Thesis (Masters/Tesis) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Nilai Budaya, Cerita Rakyat |
| Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology P Language and Literature > PN Literature (General) > PN0441 Literary History |
| Divisions: | Sekolah Pascasarjana > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-S2 |
| Depositing User: | Perpustakaan dan Penerbitan UNP |
| Date Deposited: | 12 Dec 2025 03:05 |
| Last Modified: | 12 Dec 2025 03:05 |
| URI: | https://repository.unp.ac.id/id/eprint/32475 |
