Hubungan Kemampuan Menyimak Wawancara dengan Kemampuan Menulis Narasi Ekspositoris Siswa Kelas VII SMP Negeri 35 Padang

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut. Pertama, mendeskripsikan kemampuan menyimak wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang. Kedua, mendeskripsikan kemampuan menulis narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang. Ketiga, mendeskripsikan hubungan kemampuan menyimak wawancara dengan kemampuan menulis narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang. Teori yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis narasi ekspositoris. Kedua, kemampuan menyimak wawancara. Ketiga, hubungan kemampuan menyimak wawancara dengan kemampuan menulis narasi ekspositoris. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang yang berjumlah 125 orang. Sampel penelitian ini diambil sebanyak 32 siswa (25% dari jumlah populasi per kelas). Data penelitian ini adalah skor tes kemampuan menyimak wawancara dengan kemampuan menulis narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang. Hasil tes tersebut dibandingkan dengan menggunakan rumus t untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara kemampuan menyimak wawancara dengan kemampuan menulis narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang berada pada kualifikasi baik (76,04). Kedua, kemampuan menyimak wawancara siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang berada pada kualifikasi lebih dari cukup (75,52). Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan menyimak wawancara dengan kemampuan menulis narasi ekspositoris siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang karena nilai thitung (6,12) lebih besar daripada ttabel (2,68) pada derajat kebebasan n-1 (31) dan taraf signifikan 95%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa siswa yang memperoleh nilai kemampuan menulis narasi ekspositoris tinggi, juga memperoleh nilai kemampuan menyimak wawancara yang tinggi. Sebaliknya, jika siswa memperoleh nilai kemampuan menulis narasi ekspositoris rendah, juga memperoleh nilai kemampuan menyimak wawancara yang rendah.