Hubungan antara Persepsi Tentang Hukuman dengan Penerimaan Diri pada Narapidana di Lembaga pemasyarakatan Klas IIB Kota Solok

Narapidana yang telah ditetapkan masa hukumannya akan mempersepsikan apakah hukuman yang ia terima sesuai dengan tindak pidana yang ia lakukan atau tidak. Persepsi yang terbentuk tentang hukuman dapat positif atau negatif, tergantung bagaimana individu tersebut mempersepsikan hukumannya. Vonis sebagai narapidana dapat menimbulkan beban-beban psikologis, hal ini akan berpengaruh pada proses beradaptasi di lembaga pemasyarakatan. Narapidana yang memiliki penerimaan diri yang rendah akan memiliki beban perasaan terhadap diri sendiri, akan menolak kondisi yang mereka alami, hal ini dapat mengganggu dan mempengaruhi mereka dalam beradaptasi serta proses pembinaan ketika mereka berada di lembaga pemasyarakatan. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara persepsi tentang hukuman dengan penerimaan diri pada narapidana di lembaga pemasyarakatan Klas IIB kota Solok. Desain penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Populasi penelitian ini adalah seluruh narapidana yang berada di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kota Solok sebanyak 87 narapidana. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan teknik sampel proporsional dengan mengambil 60 % dari populasi sehingga anggota sampel berjumlah 52 narapidana. Pengumpulan data menggunakan skala persepsi tentang hukuman dan skala penerimaan diri berdasarkan model skala Likert. Hasil penelitian menunjukan bahwa rerata persepsi tentang hukuman sebesar 73,38 dan rerata penerimaan diri sebesar 94,15. Pengukuran korelasi menggunakan teknik product moment dari Pearson diperoleh nilai r sebesar 0,894 dengan taraf signifikansi 0,001. Temuan ini menunjukan bahwa hipotesis kerja diterima, terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi tentang hukuman dengan penerimaan diri pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan klas IIB Kota Solok.