Pengembangan Modul Matematika Berbasis Kontekstual untuk Siswa Kelas X SMAN 10 Padang

Bahan ajar seperti buku teks yang digunakan siswa selama pembelajaran matematika belum memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengkonstruksi pemahamannya sendiri. Selain itu, siswa juga belum dituntun untuk menemukan suatu konsep dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari hari. Bentuk, isi, dan cara penyajian materi dalam buku teks matematika yang kurang bervariasi juga menyebabkan mereka kurang termotivasi untuk menggunakannya. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan dengan mengembangkan bahan ajar berupa modul berbasis kontekstual. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul matematika berbasis kontekstual yang valid, efektif, dan praktis pada materi dimensi tiga untuk siswa kelas X SMA. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan dengan model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement, Evaluate). Analisis kebutuhan dilakukan dengan menganalisis silabus dan bahan ajar yang sudah ada. Berdasarkan hasil analisis dilakukan perancangan dan penyusunan materi pada modul. Modul divalidasi oleh dua orang dosen matematika, satu orang guru matematika, dan satu orang guru bahasa Indonesia. Setelah memperoleh modul yang valid dilakukan uji coba terbatas di kelas X.5 SMAN 10 Padang untuk melihat praktikalitas dan efektivitas penggunaan modul. Efektivitas diperoleh dengan pemberian angket motivasi dan tes hasil belajar. Tahap evaluasi berfungsi untuk menilai modul yang dibuat telah sesuai dengan harapan, praktis, dan efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul matematika berbasis kontekstual yang dikembangkan telah valid. Nilai akhir hasil validasi modul matematika berbasis kontekstual dikategorikan sangat valid yaitu 83%. Praktikalitas modul yang diperoleh dari angket kepraktisan untuk guru dan siswa berada pada kategori praktis. Hal ini berarti modul praktis digunakan, memiliki daya tarik, serta bermanfaat bagi siswa dan guru dalam membantu proses pembelajaran. Efektifitas modul yang dilihat dari hasil angket motivasi belajar siswa dikategorikan tinggi. Ketuntasan hasil belajar siswa yaitu 87,5%, artinya modul dikategorikan efektif. Dapat disimpulkan bahwa modul matematika berbasis kontekstual yang dihasilkan sudah valid, praktis, dan efektif.