Gaya Bahasa Kiasan dalam Cerpen Terbitan Koran Kompas Minggu Tahun 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk
dan fungsi gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam cerpen terbitan koran Kompas
Minggu tahun 2010. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan dengan
jelas objek yang diteliti. Untuk melihat bentuk dan fungsi gaya bahasa kiasan
yang terdapat dalam cerpen terbitan koran Kompas Minggu tahun 2010, penulis
menggunakan pendekatan objektif (struktural) yaitu pendekatan yang membatasi
diri pada penelaahan karya sastra itu sendiri, terlepas dari pengarang dan
pembaca. Penelitian ini menggunakan teknik analisis isi (content analisis) dengan
cara mengumpulkan dan menganalisis data tersebut melalui telaah gaya bahasa
kiasan cerpen dan telaah kepustakaan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu pertama,
menentukan bentuk gaya bahasa kiasan yang digunakan dalam cerpen terbitan
koran Kompas Minggu tahu 2010. Kedua, menentukan fungsi gaya bahasa kiasan
dalam cerpen terbitan koran Kompas Minggu tahun 2010. Ketiga, menyimpulkan
temuan penelitian.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan bentuk gaya
bahasa kiasan yang terdapat dalam cerpen terbitan koran Kompas Minggu tahun
2010 berjumlah 344 buah. Gaya bahasa tersebut dikelompokkan kedalam 12
bentuk gaya bahasa kiasan, yaitu persamaan atau simile sebanyak 148 buah,
metafora sebanyak 43 buah, personifikasi sebanyak 93 buah, alusi sebanyak
empat buah, eponim sebanyak satu buah, epitet sebanyak enam, sinekdoke
sebanyak 13 buah, metonimia sebanyak lima buah, antonomasia sebanyak lima
buah, hipalase sebanyak satu buah, ironi/sinisme/sarkasme sebanyak 22 buah, dan
satire sebanyak tiga buah. Berdasarkan gaya bahasa kiasan yang ditemukan, gaya
bahasa kiasan yang paling banyak mewarnai cerpen terbitan koran Kompas
Minggu tahun 2010 adalah gaya bahasa persamaan atau simile. Fungsi gaya
bahasa kiasan yang ditemukan sebanyak 359 buah. Penggunaan fungsi tersebut
dirinci sebagai berikut: mengkongretkan sebanyak 88 buah, menegaskan sebanyak
119 buah, menghaluskan sebanyak 29 buah, memperindah sebanyak 106 buah,
menyindir sebanyak 14 buah, dan mengkritik sebanyak tiga buah. Fungsi gaya
bahasa yang paling banyak digunakan adalah fungsi untuk menegaskan.