Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok dalam Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Siswa Tunadaksa

Semua manusia normal maupun yang memiliki keterbatasan, tidak bisa lepas dari interaksi dengan orang lain, karena manusia selain makhluk individu juga termasuk makhluk sosial. Begitu juga yang dialami siswa tunadaksa. Adapun siswa tunadaksa yang interaksi sosialnya kurang, merasa tidak mampu, tidak berguna, dan menjadi rendah diri. Akhirnya tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Mereka merasa sulit untuk berinteraksi karena mereka beranggapan bahwa masyarakat luar tidak akan menerima mereka dikarenakan kondisi yang tidak sempurana. Hal inilah yang menyebabkan anak tunadaksa lebih banyak diam dan menyendiri di lingkungan disekitarnya. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui gambaran kondisi interaksi sosial siswa tunadaksa di SLB Negeri kota Bengkulu. (2) Perbedaan interaksi sosial pada siswa tunadaksa sebelum diberikan perlakuan layanan bimbingan kelompok dan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental dengan rancangan the time series experiment. Populasi penelitian adalah kelas XI.D SLB Negeri kota Bengkulu dengan jumlah 10 orang menggunakan teknik non random sampling dengan metode sampling purposif (purposive sampling). Instrument yang digunakan adalah angket tertutup dengan menggunakan model Skala Likert, kemudian dianalisis dengan menggunkan Wilcoxon Signed Ranks Test dengan bantuan SPSS versi 16. Temuan dari penelitian ini adalah : (1) kondisi interaksi sosial siswa SLB khususnya siswa tunadaksa masih tergolong rendah, hal ini terlihat dari hasil pretest yang menunjukan siswa berada pada kategori rendah pada interaksi sosialnya. (2) terdapat perbedaan yang signifikan antara interaksi sosial siswa tunadaksa pada pretest dan posttest siswa kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan interaksi sosial siswa tunadaksa. Penelitian ini menunjukan pentingnya meningkatkan frekuensi penggunaan layanan bimbingan kelompok di sekolah yang disertai dengan adanya pengawasan dari guru dan konselor supaya dapat meningakatkan interaksi sosial siswa. Perlu dilakukan penelitian yang serupa akan tetapi dilatarbelakangi oleh konteks yang berbeda agar dapat membandingkan temuan dari hasil penelitian ini.