Refleksi Masalah Sosial dalam Novel Rindu Purnama Karya Tasaro G.K dan A.Fuadi

Penelitian ini merupakan refleksi terhadap kehidupan sosial masyarakat yang berkembang saat ini. Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang banyak dihadapi masyarakat. Kenyataan di lapangan masih banyak warga negara Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Data PMKS 2007, Departemen Sosial RI jumlah anak jalanan tersebar di seluruh Indonesia ± 104.497 jiwa. Fenomena anak jalanan di 33 propinsi di Indonesia cukup memprihatinkan. Penanggulangan masalah anak jalanan sudah dilakukan oleh pemerintah, tapi belum menampakkan hasil yang maksimal. Melalui novel karya Tasaro G. K dan A. Fuadi masalah sosial tersebut direfleksikan secara nyata. Penelitian ini bertujuan untuk Menjelaskan masalah sosial yang direfleksikan pengarang dalam novel Rindu Purnama dan Menjelaskan dua pengarang yang hadir dalam penciptaan novel Rindu Purnama karya Tasaro G. K dan A. Fuadi. Objek dari penelitian ini adalah novel Rindu Purnama karya Tasaro G. K dan A. Fuadi, cetakan pertama Januari 2011 yang diterbitkan Bentang Pustaka, dengan jumlah halaman adalah 346 halaman. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunaan metode deskriptif. Mendeskripsikan masalah sosial dalam novel Rindu Purnama digunakan teori masalah sosial dan hierarki tingkat kebutuhan Maslow. Data yang diperoleh diklasifikasikan, selanjutnya data yang telah dikelompokkan dianalisis berdasarkan teori yang ada. Hasil dari analisis diinterpretasikan, dirumuskan, dan disimpulkan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh dalam novel Rindu Purnama karya Tasaro G. K dan A. Fuadi memiliki kelima hierarki tingkat kebutuhan berdasarkan teori Maslow. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Kebutuhan yang paling tinggi terlihat dari kebutuhan fisiologi dan kebutuhan rasa aman dan perlindungan. Kebutuhan ini didominasi oleh tokoh Rindu. (2) Penciptaan novel oleh dua pengarang memberikan kesan unik terhadap novel. Dua pengarang hadir dengan cara penyampaian yang berbeda, tetapi sama-sama memberikan motivasi untuk peduli terhadap sesama.