Meningkatkan Keterampilan Menggosok Gigi pada Anak Tnagrahita Sedang Melalui Media Torso Gigi

Penelitian ini diawali dengan permasalahan di SLB YPAC SUMBAR, seorang
anak tunagrahita sedang mengalami masalah dalam keterampilan menggosok gigi.
Hal ini terlihat pada saat peneliti melakukan pengamatan dan didapatkan hasil
bahwa anak mengalami masalah dalan langkah-langkah menggosok gigi, dan
dalam keseharian gigi anak terlihat kotor.
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen single subject research
(SSR), desain A-B-A dan teknik analisis datanya menggunakan analisis visual
grafik. Subjek penelitian adalah anak tunagrahita sedang. Target behavior dalam
penelitian ini adalah supaya nantinya anak mampu melakukan langkah-langkah
menggosok gigi dengan benar. Pengukuran variabelnya dengan menggunakan
persentase dari jumlah butir instrumen.
Pengamatan dilakukan dalam tiga sesi yaitu pertama, sesi baseline (A1) enam
kali, hasil persentase terletak pada rentang 40% sampai 48%. Kedua, intervensi
melalui media torso gigi (B) sebanyak delapan kali, persentase kemampuan
terletak pada rentang 68% sampai 88% dan pada sesi terakhir baseline (A2)
persentase kemampuan terletak pada rentang 76% sampai 88%. Kecenderungan
arah, kecenderungan stabilitas, kecenderungan jejak data, dan perubahan level
meningkat secara positif, serta persentase overlap (data yang tumpang tindih)
pada analisis antar kondisi adalah 0% dan 50%. Semakin kecil persentase overlap,
semakin kuat pengaruh intervensi terhadap perubahan perlakuan. Sehingga, dapat
diambil kesimpulan bahwa media torso gigi efektif untuk meningkatkan
keterampilan menggosok gigi pada anak tunagrahita sedang. Peneliti
menyarankan pada guru hendaknya dapat menggunakan media torso gigi untuk
meningkatkan keterampilan menggosok gigi pada anak tunagrahita sedang.