Analisis Geometri Lereng pada Ruas Jalan Sicincin Malalak KM 33 Kec. Malalak Kab. Agam Provinsi Sumatera Barat

Ruas jalan Sicincin-Malalak merupakan jalan lintas alternatif yang sering
mengalami kelongsoran dan dapat mengancam keselamatan nyawa pengguna jalan.
Oleh karena itu perlu dilakukan analisis perbaikan geometri lereng untuk
mendapatkan rekomendasi geometri lereng aman yang layak agar tidak terjadi
kelongsoran. Pada kasus ini, lereng di lokasi penelitian memiliki ketinggian lereng
17,83 m dengan kemiringan lereng 49°, lereng tersebut tersusun atas 3 lapisan
material tanah, yaitu top soil, clay, dan tuff. Setelah dilakukan pengujian lereng
tersebut dinyatakan tidak aman. Kemantapan geometri lereng pada ruas jalan
Sicincin-Malalak di KM 33 dianalisis dengan menggunakan metode kesetimbangan
batas (limit equilibrium method) dengan menggunakan bantuan software tambang
dan kemudian dilakukan perhitungan keamanan lereng secara manual dengan
menggunakan metode Fellenius dan metoda Hoek and Bray (1981). Longsoran
pada bukit di KM 33 ini diasumsikan sebagai longsoran busur (circular failure)
karena longsoran pada lereng membentuk setengah lingkaran. Penentuan aman atau
tidaknya lereng di lokasi penelitian berpedoman pada Surat Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum Tahun 1987. Yang mengusulkan lereng jalan dapat dinyatakan
aman jika mempunyai nilai keamanan lereng tanpa gempa di atas 1,35. Sedangkan
untuk kondisi dengan gempa, nilai keamanan dari lereng harus berada diatas 1,2.
Hasil perhitungan dan analisis merekomendasikan untuk lereng jalan Sicincin
Malalak di KM 33 dengan ketinggian lereng 17,83 m dengan uji coba pelandaian
setiap 5° dari kemringan awal lereng sebesar 49°. Setelah dilakukan analisis
perbaikan geometri untuk kemiringan 49°, 44°, 39° dan 34°, lereng dengan
kemiringan 34° menjadi rekomendasi karena memiliki nilai keamanan diatas 1,35,
panjang lereng 31,625 m dan lereng tersebut dinyatakan aman.