Pemanfaatan Batu Sabak di Taratak Damar Nagari Talang Babungo Kabupaten Solok sebagai Bahan Baku dalam Industri Pembuatan Semen

Jumlah penduduk dunia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya,
sehingga peningkatan akan kebutuhan semen dalam pembangunan dan konstruksi
tidak dapat dihindarkan lagi. Clay sebagai bahan baku untuk pembuatan semen
memiliki ketersediaan yang terbatas. Walaupun pada saat ini potensi clay Sumatera
Barat masih ada, namun memiliki keterbatasan dalam jangka panjang. Sementara
batu sabak yang secara genesanya adalah berasal dari batu lempung yang
termetamorf dengan suhu dan tekanan yang tinggi, mengandung oksida Al2O3 yang
dapat dijadikan bahan alternatif sebagai bahan pengganti clay dalam pembuatan
semen.
Penelitian ini dilakukan di Daerah Taratak Damar Nagari Talang Babungo
Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok. Pada penelitian ini, metode
penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian eksperimen. Sampel yang diambil
berdasarkan singkapan yang ditemukan yang terdiri dari 5 titik. Masing-masing titik
terdiri atas 2 sampel, yaitu sampel A (batu sabak di permukaan) dan sampel B (batu
sabak dibawah permukaan). Sampel batu sabak B diambil pada kedalam 50-100 cm
dibawah sampel A.
Setelah batu sabak diuji menggunakan X-ray fluorescence (XRF) maka dapat
disimpulkan bahwa batu sabak memiliki kandungan oksida SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO,
dan MgO dan dapat dijadikan sebagai bahan alternatif pengganti clay dalam industri
pembuatan semen dan dengan proporsi rata-rata batu sabak dan keadaan kering
adalah 14.816% dan proporsi rata-rata batu sabak dan keadaan basah adalah
14.305%. Adapun biaya total untuk penggalian dan pemuatan serta pengangkutan
batu sabak dari area penambangan ke stockpile yang berjarak 1,5 km adalah Rp.
7.280,84/ton.