Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA dengan Metode Eksperimen di Kelas V SD Negeri 10 Koto Kecamatan Bungus Teluk Kabung Padang

Penelitian ini berawal dari kenyataan di sekolah bahwa hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA masih rendah. Hal ini disebabkan karena siswa dalam
proses pembelajaran hanya pasif mendengarkan apa yang disampaikan guru. Guru
menjadi sumber belajar utama dengan menggunakan metode ceramah. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan hasil siswa dalam pembelajaran IPA dengan
metode eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri 10 Koto Kecamatan Bungus
Teluk kabung Padang tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, yang dilakukan dengan
menggunakan empat tahap tindakan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus sebanyak empat kali
pertemuan. Langkah-langkah metode eksperimen yang digunakan dalam
penelitian ini ada lima langkah yaitu; 1) Menjelaskan tujuan dari eksperimen; 2)
Menyebutkan alat dan bahan yang dibutuhkan; 3) Menjelaskan tahap- tahap
kegiatan eksperimen sesuai dengan eksperimen yang dilakukan; 4) Mengamati
dan mencatat hasil percobaan sesuai LKS; dan 5) menyimpulkan hasil percobaan.
Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 10 Koto Kecamatan
Bungus Teluk Kabung Padang yang terdiri dari 20 orang siswa. Instrument
penelitian berupa lembar observasi, tes hasil belajar dan foto dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan: 1) Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran di mana pada siklus I rata-ratanya adalah 63%, meningkat pada
siklus II menjadi 79%, 2) Pelaksanaan pembelajaran dari aspek guru, pada siklus I
rata-rata skornya adalah 66%, meningkat pada siklus II menjadi 82%. Sedangkan
pelaksanaan pembelajaran dari aspek siswa, rata-rata skornya pada siklus I adalah
61%, meningkat menjadi 77% pada siklus II. 3) Hasil belajar siswa, dapat dilihat
pada: (a) rata-rata skor aspek kognitif pada siklus I dengan nilai 67% dan 11 orang
siswa (55%) yang mencapai ketuntasan minimal, sedangkan pada siklus II
meningkat menjadi 79% dan 19 orang siswa (95%) yang mencapai kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditetapkan, (b) rata-rata skor aspek afektif siswa
pada siklus I dengan nilai 65%. Selanjutnya, nilai tersebut meningkat menjadi
81% pada siklus II, (c) rata-rata skor aspek psikomotor siswa pada siklus I dengan
nilai 67%, meningkat pada siklus II menjadi 82%. Dengan demikian hasil belajar
siswa dapat meningkat dengan menggunakan metode eksperimen