Mendiskripsikan Pemahaman Guru dalam Penjabaran KTSP Seni Budaya di SMP Kota Sawahlunto.

Dalam pengembangan komponen KTSP khusus tehadap pengembangansilabus dan RPP, dimana masih Minimnya pengetahuan guru tentangpengembangan komponen-komponen KTSP, kebanyakan dari mereka hanyamengetahui dari teman yang telah mengikuti penataran atau seminar, bahkan halyang paling mudah dilakukan guru adalah menyalin silabus atau RPP yang telahada dan tidak berusaha untuk merevisinya.Fokus guru dalam pengembangan silabus dan RPP adalah target ujiannasional dan ketepatan kelender pendidikan dengan materi yang akan disampaikandan tidak terfokus pada standar Kompetensi yang akan dicapai. Penelitian iniberusaha untuk mengungkapkan tentang kendala guru dalam mengembangkankomponen-komponen KTSP serta usaha-usaha untuk mengatasinya. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang kendala yang dihadapiguru-guru dalam pengembangan silabus dan RPP KTSP serta usaha-usaha untukmengatasi kendala tersebut.Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Populasidalam penelitian ini adalah guru-guru mata pelajaran Seni Budaya SMP KotaSawahlunto yang berjumlah 17 orang.Hasil pengelolaan data yang dilakukan mununjukkan bahwa hambatanhambatan yang timbul dalam pengembangan silabus dan RPP KTSP sebagaiberikut : 1) Pada prinsip pengembangan silabus banyak terdapat guru yangmenyatakan terkendala,salah satunya pada prinsip ilmiah. 2) pada prosedurpengembangan silabus masih mengalami hambatan terlebih dalam penentuanalokasi waktu pada setiap komponen dasar berdasarkan pada jumlah mingguefektif dan alokasi waktu perminggu masih mengalami hambatan dalampenerapannya. 3) pada proses pengembangan silabus tidak begitu banyak kendalakarna mereka berusaha menyesuaikan penerapannya dilapangan. 4) dalampengembangan RPP, hambatan atau kendala pada hakikat perencanaan tersebutsedikit guru yang mengalami kendala. 5) pada prinsip pemgembangan RPP gurumengalami kendala terhadap kapasitas waktu dan pencapaian yang tidakmaksimal. 6) dalam pengembangan RPP guru mengalami hambatan, terlebih padapenentuan alokasi wakru masih mengalami hambatan. 7) apapun hambatantentunya menemui cara, untuk mengatasinya guru lebih banyak membicarakanpermasalahan yang timbul pada teman sejawat sedangkan dengan kepala sekolahsebagai penerima tanggungjawab dan sebagai pembina guru berharap untuk selalumelakukan pengamatan langsung pelaksanaan ktsp mata pelajaran seni budaya.