Hubungan Anak dengan Ayah yang Berpendapatan Tidak Tetap di Dusun Padang Tampaik Desa Marunggi Kecamatan Pariaman Selatan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Hubungan anak dengan ayah yang berpendpatan tidak tetap di Dusun Padang Tampaik Desa Marunggi Kecamatan Pariaman Selatan yang dititikberatkan kepada hubungan anak dengan ayahnya yang berpendapatan tidak tetap serta pandangan anak terhadap ayahnya yang berpendapatan tidak tetap di tengah-tengah semakin meningkatnya kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam sebuah keluarga terdapat ayah sebagai kepala keluarga yang idealnya harus menjalankan roda perekonomian keluarga serta menjalankan fungsi-fungsi keluarga seperti memenuhi kebutuhan sandang maupun pangan namun hal ini tidak terpenuhi dengan baik sehingga anak ikut serta membantu perekonomian keluarga yang lama-kelamaan mengakibatkan anak berpandangan remeh terhadap ayah sebagai orang tua karena sudah bisa membiyai dirinya sendiri tanpa bantuan secara ekonomi dari ayah yang pada akhirnya berpengaruh pada hubungan keduanya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori aksi (action theory) yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Asumsi dasar teori ini adalah bahwa tindakan manusia muncul dari kesadarannya dan dari situsi lingkungan yang mengitarinya. Tindakan yang dilakukan anak pada ayah yang bekerja tidak tetap adalah berpandangan remeh terhadap ayah yang bekerja tidak tetap yang berpengaruh terhadap hubungan kesehariaannya dengan ayah sebagai orang tua dan hal ini muncul dari kesadarannya (rasional) dan dari situsi yang mengitarinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus instrinsik, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Informan penelitian 34 orang adalah anak, ayah, istri, mertua, kepala dusun serta tokoh masyarakat Dusun Padang Tampaik Desa Marunggi Kecamatan Pariaman Selatan. Teknik pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi data. Teknik analisis data dari Miles dan Huberman (reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan). Temuan dilapangan menunjukan bahwa terdapat hubungan yang disosiatif dalam bentuk kontravensi dengan tipe kontravensi generasi antara anak dengan ayahnya sehingga berdampak pada hubungan ayah dengan lingkungan, yang ditandai dengan kurang baiknya komunikasi antara anak dengan ayah, terdapatnya kekakuan saat bertemu ayah dan saling berdiaman saat bertemu ayah. Kondisi ini membuat anak berpandangan ayah umpamo ado tapi indak ado, umpamo baguno tapi indak baguno, dan kemudian dipandang sebagai ayah yang tidak bertanggung jawab.