Pemanfaatan Limbah Cangkang Kelapa Sawit sebagai Bahan Pengganti Pasir pada Pembuatan Batako

Batako difokuskan sebagai konstruksi-konstruksi dinding bangunan non
struktural. Batu batuan atau batu cetak yang tidak dibakar (batako) dari tras dan
kapur, kadang-kadang juga dengan sedikit semen portland, sudah mulai dikenal
oleh masyarakat sebagai bahan bangunan dan sudah pula dipakai untuk
pembuatan rumah dan gedung. Bentuk batako yang bermacam-macam
memungkinkan variasi yang cukup banyak, dan jika kualitas batako baik, maka
tembok tidak perlu diplester dan sudah cukup menarik.
Pengaruh penggunaan cangkang sawit terhadap kuat tekan batako pada
setiap umur pengujian kuat tekan yaitu 3, 7 dan 28 hari. Hasil kuat tekan batako
0% cangkang kelapa sawit umur 3 hari yaitu 0,71 MPa, umur 7 hari yaitu 0,95
MPa, umur 28 hari yaitu 1,01 MPa. Batako 10% cangkang kelapa sawit umur 3
hari yaitu 3,15 MPa, umur 7 hari yaitu 2,81 Mpa, umur 28 hari yaitu 3,89 MPa.
Batako 20% cangkang kelapa sawit umur 3 hari yaitu 4,78 MPa, umur 7 hari yaitu
4,40 MPa, umur 28 hari yaitu 3,54 MPa. Batako 30% cangkang kelapa sawit umur
3 hari yaitu 6,35 MPa, umur 7 hari yaitu 4,26 MPa, umur 28 hari 2,57 MPa.
Serapan air pada batako digambarkan dengan grafik hubungan antara
persentase cangkang kelapa sawit dengan serapan air batako mengalami
peningkatan atau bertambahnya serapan air, pada persentase batako 0% cangkang
kelapa sawit serapan air sebesar 0,12%, batako 10% cangkang kelapa sawit
serapan air sebesar 0,13%, batako 20% cangkang kelapa sawit serapan air sebesar
0,13% dan batako 30% cangkang kelapa sawit serapan air sebesar 0,14%.