Peran Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Payakumbuh dalam Pemberdayaan Petani Jamur di Kota Payakumbuh

Penelitian ini dilatar belakangi oleh diterbitkannya surat keputusan
Walikota Payakumbuh nomor 530/763/WK KUPP/VI/2015 yang berisi tentang
pembentukan sentra-sentra produksi industri kecil Kota Payakumbuh salah
satunya klaster industri kampung jamur yang berada di Payolinyam, Kelurahan
Tigo Koto Dibaruah, Payakumbuh Utara. Pada tahun 2015 Walikota
Payakumbuh meresmikan Payolinyam sebagai kampung jamur. Dalam proses
pemberdayaan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota
Payakumbuh kepada petani jamur, penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan
mendeskripsikan (1) peran Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota
Payakumbuh dalam pemberdayaan petani jamur di Kota Payakumbuh. (2) faktor
pendukung dan penghambat Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota
Payakumbuh dalam pemberdayaan petani jamur di Kota Payakumbuh.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif.
Informan ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan studi
dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan metode triangulasi sumber
dan triangulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran Dinas Tenaga Kerja
dan Perindustrian Kota Payakumbuh dalam pemberdayaan petani jamur di Kota
Payakumbuh masih belum berjalan dengan baik dimana masih dibutuhkan peran
Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Payakumbuh dalam pemberdayaan
dengan mengacu kepada teori peran menurut Siagian. Dari hasil penelitian yang
dilakukan terlihat bahwa pemberdayaan yang dilakukan Tenaga Kerja dan
Perindustrian Kota Payakumbuh melakukan pelatihan terkait pengolahan jamur,
pembinaan, promosi dengan mengadakan expo serta adanya faktor pendukung
yang membantu dalam proses pemberdayaan ini yaitu terdapatnya bantuan yang
diberikan oleh pihak eksternal seperti bank BRI,BTPN,Baznas dan Kerjasama
dengan Koperasi Wanakita Bandung. Dalam proses pemberdayaan juga terdapat
faktor penghambat yaitu bidang teknologi, merek dagang, promosi yang masih
kurang serta pendidikan yang masih rendah.