Masalah yang Dialami oleh Santri dan Cara Mereka Menyikapinya: Studi terhadap Santri SMA Uswatun Hasanah Pesantren Terpadu Serambi Mekkah Padang Panjang

Santri yang menuntut ilmu di pesantren adalah remaja yang sedang
berkembang, juga harus mencapai tugas perkembangannya sebagai layaknya seorang
remaja. Jika kebutuhan santri tidak terpenuhi maka akan mendatangkan masalah bagi
santri. Masing-masing santri memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi setiap
masalahnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan konselor sekolah pada tanggal 11
April 2011 diketahui bahwa santri banyak memiliki masalah dengan hubungan sosial,
santri juga mengalami masalah pada diri pribadi seperti kurang kasih sayang dari
orang tua karena mereka jarang dikunjungi, santri merasa orang tua tidak
mempedulikannya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan masalah yang dialami oleh santri Pesantren Terpadu
Serambi Mekkah Padang Panjang dan cara mereka menyikapinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap masalah yang sedang dialami oleh
santri dan bagaimana cara mereka menyikapinya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah santri kelas X dan XI SMA Uswatun Hasanah Pesantren
Terpadu Serambi Mekkah Padang Panjang, yang berjumlah sebanyak 59 orang.
Mengingat jumlah populasi 59 orang maka semua anggota populasi dijadikan sampel
(total sampling). Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
AUM UMUM format SLTA untuk mengetahui masalah yang sedang dialami oleh
santri dan angket untuk mengetahui bagaimana cara santri meyikapi masalahnya.
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan rumus persentase.
Temuan penelitian mengungkapkan bahwa (1) Masalah yang paling banyak
dialami oleh santri adalah: a) Khawatir memperoleh nilai rendah dalam ulangan/ujian,
b) Cara guru menyajikan pelajaran yang terlalu kaku/membosankan, c) Kurang
kosentrasi dalam mengikuti pelajaran, d) Ceroboh/kurang hati-hati, e) Sarana belajar
di sekolah kurang memadai. (2) Cara santri menyikapi masalah ditemukan bahwa
sebagian besar santri sudah menyikapi dengan baik masalah dengan cara: a) Berdoa
sebelum belajar agar, b) Berhati-hati dalam melakukan berbagai kegiatan, c) Mencari
informasi tentang sekolah lanjutan yang akan dijalani nantinya. Hanya sebagian kecil
santri belum bisa menyikapi masalah yang sedang dialaminya dengan baik. Dari hasil
temuan di lapangan hendaknya guru pembimbing bisa mengintensifkan pemberian
layanan yang diperlukan oleh santri untuk menyikapi setiap permasalahannya,
adapun contoh layanan yang bisa diberikan adalah layanan informasi yang berkenaan
dengan karier dan pekerjaan. Santripun bisa memanfaatkan layanan bimbingan dan
konseling yang ada di sekolah untuk membantu menyikapi masalah yang dialaminya.