Hubungan Daya Ledak Otot Lengan dan Daya Ledak Otot Tungkai Terhadap Hasil Smash pada Atlet Bulutangkis Yunior PBSI Payakumbuh

Penelitian ini berawal dari kenyataan bahwa masih rendahnya
ketepatan smash atlet bulutangkis yunior PBSI Payakumbuh, ada
beberapa faktor yang memungkinkan kurangnya ketepatan smash, antara
lain: salah satunya adalah daya ledak otot lengan, maka penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan daya ledak otot lengan dan daya ledak
otot tungkai terhadap hasil smash pada atlet yunior PBSI Payakumbuh.
Jenis penelitian ini adalah korelasional yaitu untuk melihat
seberapa jauh hubungan variabel X dan Y. Populasi dalam penelitian ini
adalah atlet yunior PBSI Payakumbuh yang berjumlah 27 orang,
mengingat kemampuan atlet Putera berbeda dengan atlet Puteri maka
sampel dalam penelitian ini di ambil atlet Putera saja dengan mengunakan
teknik Purposive Sampling, dengan demikian jumlah sempel sebanyak 17
orang atlet Putera. Data di kumpulkan dengan mengunakan pengukuran
terhadap ketiga variabel. Untuk mengukur daya ledak otot lengan
mengunakan tes One Hand Medicine Ball Put , kemudian untuk mengukur
daya ledak otot tungkai mengunakan tes Vertical Jump dan untuk
mengukur hasil smash mengunakan tes Jamess Poole.
Hasil analisis data menunjukan bahwa daya ledak otot lengan(X1)
memiliki hubungan yang signifikan terhadap hasil smash (Y) dan
memberikan sumbangan sebesar 32,4%. Untuk hipotesis kedua daya
ledak otot tungkai (X2) memiliki hubungan yang signifikan terhadap hasil
smash (Y) dan memberikan sumbangan sebesar 23,4%. Sedangkan
hipotesis ketiga terdapat hubungan yang signifikan antara daya ledak otot
lengan dan daya ledak otot tungkai secara bersama-sama terhadap hasil
smash, dan memberikan sumbangan sebesar 32,8%. Dan disarankan
kepada pelatih serta atlet agar dapat meningkatkan latihan-latihan yang
berkaitan dengan daya ledak otot lengan dan daya ledak otot tungkai agar
hasil smash dapat di tingkatkan