Deiksis dalam Kaba Sabai Nan Aluih Karya M. Rasyid Manggis Dt. R. Penghulu

Lestari, Suci (2009) Deiksis dalam Kaba Sabai Nan Aluih Karya M. Rasyid Manggis Dt. R. Penghulu. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[thumbnail of final_B1_SUCI LESTARI 67065-05-09.pdf] Text
final_B1_SUCI LESTARI 67065-05-09.pdf

Download (112kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan makna deiksis persona, deiksis tempat, deiksis waktu, deiksis wacana, dan deiksis sosial dalam Kaba Sabai Nan Aluih. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data diperoleh melalui teknik pencatatan, setelah itu data diklasifikasikan, diinterpretasikan, dan terakhir disimpulkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa deiksis yang terdapat dalam Kaba Sabai Nan Aluih, ditemukan 121 jumlah deiksis. Diantaranya 53 deiksis persona, 6 deiksis tempat, 16 deiksis waktu, 33 deiksis wacana yang dibagi menjadi 27 kategori anafora dan 4 kategori katafora, serta 14 deiksis sosial. Deiksis persona terdiri dari kategori orang pertama tunggal, yaitu denai, aden/den, ambo sedangkan kategori pertama jamak, yaitu kito dan kami. Ketegori orang kedua tunggal, yaitu mandeh, ang/waang, bapak, dan amai sedangkan kategori kedua jamak, yaitu awak. Selanjutnya kategori orang ketiga tunggal, yaitu inyo sedangkan kategori orang ketiga jamak tidak ditemukan. Kategori persona selalu bermakna dalam hubungan pasangan pembicara dan lawan bicara . Bentuk deiksis tempat yang terdapat dalam Kaba Sabai Nan Aluih adalah di sinan atau disanan, ka mari, dan di siko. Deiksis tempat akan bermakna jika telah terlihat konteks wacana yang dipaparkan dalam sebuah pembicaraan yang berfungsi sebagai keterangan tempat. Bentuk deiksis waktu berkaitan dengan penjelasan waktu yang mengikutinya. Bentuk deiksis waktu tersebut adalah suatu hari, kutiko nantun, maso dahulu, maso nantun, kini/nan sakarang kini nangko. Pada deiksis wacana terdapat kategori anafora dan katafora. Bentuk deiksis kategori anafora ini adalah nyo, inyo, nantun, itulah, di sinan, sedangkan kategori katafora berbentuk inyo, ikolah, di sinan. Deiksis wacana bermakna sebagai rujukan pada bagian tertentu dalam wacana yang dikembangkan. Bentuk kata yang berkenaan dengan deiksis sosial adalah mandeh, bapak, amai, tuan. Makna deiksis sosial yang menyatakan perbedaan kemasyarakatan yang mempengaruhi peran pembicara dan pendengar.

Item Type: Thesis (Bachelor/Skripsi)
Uncontrolled Keywords: deiksis, Kaba Sabai Nan Aluih, pendekatan kualitatif
Subjects: P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia-S1
Depositing User: Faldo Aldiasep
Date Deposited: 22 Oct 2025 07:03
Last Modified: 22 Oct 2025 07:03
URI: https://repository.unp.ac.id/id/eprint/27528

Actions (login required)

View Item
View Item