Respon Pertumbuhan Tunas Meristem Markisa Super Solinda (Passiflora lingularis) pada Medium MS Dengan Penambahan Air Kelapa Secara In Vitro.

Provinsi Sumatera Barat memproduksi 94,28 ribu ton buah markisa (passifloraceae) per tahun dan menjadikan daerah ini sebagai sentra produksi nasional. Jika markisa dibudidayakan secara intensif dengan penerapan teknologi yang benar, maka dapat memberikan keuntungan yang besar. Ketersedian bibit markisa yang bermutu akan menunjang keberhasilan dalam pembudidayaan markisa tersebut. Teknik kultur jaringan merupakan cara yang paling baik untuk menghasilkan bibit markisa yang yang bermutu dengan jumlah banyak, seragam, dan memerlukan waktu yang relatif singkat. Penelitian-penelitian kultur jaringan telah mengarah ke efisiensi pembibitan, dimana telah digunakan zat pengatur tumbuh alami yang diberikan salah satunya air kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan tunas meristem markisa (Passiflora lingularis var. Super Solinda) pada medium MS dengan penambahan air kelapa dengan berbagai konsentrasi. Penelitian dilakukan dari Januari sampai April 2011 di Laboratorium Kultur Jaringan UPTD-BBI Pusat Pengembangan Hortikultura Lubuk Minturun Padang, Sumatera Barat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan yang diberikan adalah penambahan air kelapa pada medium MS yaitu: A (kontrol), B(50mL/500mL), C (75mL/500mL), D (100/500mL), E (125/500mL), F (150/500mL) masing-masing dengan empat kelompok berdasarkan sumber eksplan yaitu : pucuk, buku I, buku II, buku III dengan dua ulangan. Parameter dalam penelitian ini adalah hari muncul tunas, jumlah tunas, berat basah dan berat kering planlet. Data diolah secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon pertumbuhan tunas meristem markisa dipengaruhi dosis air kelapa. Sumber eksplan yang terbaik digunakan adalah bagian pucuk.