Kesulitan- Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kelas VII SMP 1 Payakumbuh

Keterasingan terhadap materi pelajaran merupakan salah satu kendala bagi
siswa untuk cepat menguasai pelajaran ini. Mata pelajaran Teknologi Informasi
dan Komunikasi menuntut siswa untuk memiliki kemampuan memahami,
menganalisis dan cermat dalam praktek. Proses belajar tidak terlepas dari
hambatan-hambatan dalam pencapaian hasil belajar yang menyebabkan seorang
siswa tidak dapat memenuhi ukuran yang telah ditentukan. Permasalahan yang
diangkat dalam penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 1 Payakumbuh.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP SMP 1 Payakumbuh
yang terdiri atas 9 kelas dengan jumlah siswa 244 orang. Sampel daripenelitian ini
sebanyak 71 orang yang diambil menggunakan teknik random sampling. Variabel
utama dari penelitian ini adalah mengenai kesulitan-kesulitan belajar siswa pada
mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP 1 Payakumbuh
Pengambilan data menggunakan angket sebagai instrumen penelitian. Angket
berisi 20 pertanyaan yang disusun berdasarkan teori mengenai kesulitan belajar.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sebagian besar siswa kelas VII di
SMP 1 Payakumbuh mengalami kesulitan belajar kategori sedang bersumber dari
diri sendiri karena sikap siswa dalam belajar, daya serap siswa, kurangnya
penguasaan bahasa asing. Siswa juga mengalami kesulitan belajar kategori sedang
bersumber dari sekolah, keluarga dan masyarakat.
Saran yang diajukan berdasarkan hasil dari keterbatasan penelitian antara
lain; siswa perlu dimotivasi untuk memperhatikan guru ketika mengajar; Siswa
dimotivasi untuk menambah kemampuan bahasa asing; Siswa memerlukan variasi
metode pembelajaran dan evaluasi yang tepat sehingga siswa dapat mengikuti
pembelajaran dengan baik dan adil; Dukungan orang tua diperlukan dalam
mengontrol dan memperhatikan perkembangan belajar siswa baik di rumah atau
disekolah; Siswa dilatih agar mampu mengatur dan membagi antara waktu
belajar, berorganisasi dan rekreasi.