Pembinaan Prestasi Bola Basket Putra Di Kabupaten Kerinci

Prestasi merupakan puncak usaha pembinaan, suatu prestasi mempunyai arti penting dalam meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dengan demikian perlu usaha pembibitan dan pembinaan sejak usia dini yang sistematis dan terencana. Salah satu olahraga yang membutuhkan pembinaan adalah cabang olahraga bolabasket. Walaupun cabang olahraga bolabasket sudah lama mulai berkembang di tanah air, namun permainan bolabasket putra di Kabupaten Kerinci dari segi Pembinaan belum dilakukan secara serius dan cenderung bersifat mendesak. Untuk mengungkapkan penyebab permasalahan ini, penulis mencoba melakukan penelitian untuk memperoleh data dan informasi tentang pembinaan prestasi bolabasket putra di Kabupaten Kerinci. Populasi penelitian ini adalah semua klub yang ada di Kabupaten Kerinci yang meliputi Pengurus cabang PERBASI, Pelatih dan atlet. Penarikan sempel menggunakan teknik Random Sampling, untuk atlet diambil sampel 50% dari setiap klub. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang mekanisme organisasi, pelatih dan pemilihan pemain. Dari hasil penelitian dengan rentang skor antara 0 – 5 diperoleh dari indikator mekanisme organisasi dengan subindikator perhatian induk organisasi yaitu 3,41 termasuk klasifikasi baik dan subindikator partisipasi pemerintah yaitu 3,36 termasuk klasifikasi baik. Indikator Pelatih dengan subindikator program latihan diperoleh nilai yaitu 3,9 termasuk klasifikasi baik, subindikator kretivitas pelatih yaitu 3,98 termasuk baik, subindikator dedikasi dan pengetahuan pelatih yaitu 4,00 termasuk klasifikasi baik dan subindikator keakraban pelatih dengan pemain yaitu 3,83 dengan klasifikasi baik Indikator Pemilihan pemain dengan subindikator latar belakang dan watak atlet diperoleh nilai yaitu 3,39 dengan klasifikasi baik dan subindikator mental atlet yaitu 3,86 dengan klasifikasi baik. Maka dapat disimpulkan bahwa proses pembinaan prestasi atlet bolabasket putra di Kabupaten Kerinci berjalan dengan baik. Kondisi ini kontradiktif (berbeda) dengan kondisi prestasi yang diperoleh atlet bolabasket putra di Kabupaten Kerinci. Kemungkinan ini terjadi disebabkan oleh faktor (indikator) lain diluar dari indikator dalam penelitian ini. Untuk itu disarankan dilakukan penelitian lanjutan mengenai pembinaan prestasi atlet bolabasket putra di Kabupaten Kerinci.