Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi Sugestif Siswa Kelas X-6 SMA Negeri Padang dengan Teknik Modeling

Pembelajaran menulis narasi sugestif dengan teknik modeling bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam menulis narasi. Berdasarkan hasil pengamatan awal di SMA Negeri 5 Padang, diperoleh informasi bahwa pada umumnya siswa belum mampu menulis karangan narasi. Hal ini disebabkan karena siswa terhambat dalam pemilihan kosakata yang hendak digunakan, kurang mampu mengembangkan ide, sulit mengungkapkan perwatakan dalam penulisan bahkan menganggap menulis itu sangat sulit sehingga menjadi beban yang berat. Penggunaan teknik modeling dalam pembeljaran narasi sugestif diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi sugestif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelakan peningkatan kemampuan menulis narasi siswa kelas X-6 SMA Negeri 5 Padang dengan teknik modeling serta menjelaskan proses peningkatan kemampuan menulis narasi sugestif siswa kelas X-6 SMA Negeri 5 Padang dengan teknik Modeling. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan rancangan penelitian yang meliputi: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi hasil tindakan, dan (4) refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I. peneliti bertindak sebagai penyaji dalam proses pembelajaran, sedangkan pengamat atau kolaborator adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas X-6 SMA Negeri 5 Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik modeling dalam pembelajaran menulis narasi sugestif dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi sugestif siswa kelas X-6 SMA Negeri 5 Padang dengan signifikan. Selama proses pembelajaran terjadi pula peningkatan (1) siswa yang melaksanakn kegiatan dengan serius, pada siklus I baru 86,47% pada siklus II meningkat menjadi 97,30%, (2) siswa yang senang mengikuti pelajaran pada siklus I baru 62,16% meningkat pada siklus II menjadi 94,59%, (3) siswa yang bekerja dengan antusias pada siklus I, meningkat pada siklus II menjadi 97,30%, (4) siswa yang kreatif bertanya pada guru pada siklus I meningkat pada siklus II menjadi 97,30%, (5) siswa yang aktif menanggapi pertanyaan dari guru atau pun siswa pada siklus I hanya 32,43% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 75,65%, (6) siswa yang aktif berdiskusi dengan teman mengenai narasi sugestif pada siklus I 51,35% mengalami peningkatan pada diklus II menjadi 91,89% dan (7) siswa yang aktif mempresentasikan karyanya pada siklus I hanya 16,21% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 56,76%.