Pendapat Siswa tentang Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok di SMAN I Padang

Ada beberapa jenis layanan yang dapat diberikan guru pembimbing supaya peserta didik dapat bersosialisasi dengan baik, terbuka, berani bertanya, dapat mengemukakan pendapat dengan baik dan masalah-masalah yang mereka hadapi dapat terentaskan, salah satunya adalah dengan memberikan layanan konseling kelompok. Namun pada kenyataannya masih ada di antara siswa yang ragu dan enggan mengemukakan permasalahan yang dialaminya dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok. Siswa takut masalah atau rahasianya diketahui banyak orang sehinnga membuat mereka menjadi malu serta ditertawakan teman-temannya. Hal ini juga menyebabkan siswa (anggota kelompok) kurang terbuka dan kurang berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan layanan konseling kelompok tersebut, sehingga dinamika kelompok kurang tercipta dan tujuan dari kegiatan ini juga tidak tercapai dengan optimal. Selain itu waktu yang digunakan juga kurang cukup untuk membahas masalah yang dikemukakan dan tempat pelaksanaannya juga kurang memadai Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berusaha untuk mengambarkan secara sistematis pendapat siswa kelas X tentang pelaksanaan layanan konseling kelompok di SMAN I Padang. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X yang telah mengikuti layanan konseling kelompok pada tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah sampel 64 orang. Adapun alat yang digunakan dalam pengumpulan data instrumen berupa angket dan diolah dengan menggunakan teknik persentase. Hasil penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa: (1) 31,2% siswa menyatakan waktu pelaksanaan konseling kelompok cukup untuk membicarakan masalah yang dibahas (2) 78,2% siswa menyatakan konseling kelompok dilaksanakan ditempat yang khusus (3) kemudian lebih dari 62,0% siswa menyatakan bahwa konseling kelompok sudah terlaksana dengan cukup baik (4) dan lebih dari 62,0% siswa menyatakan bahwa pemimpin kelompok telah menjalankan perannya dengan baik dan lebih dari 70,0% siswa menyatakan bahwa anggota kelompok berperan aktif dalam kegiatan (5) sekitar 72,0% lebih siswa menyatakan bahwa mereka merasakan manfaat dari kegiatan konseling kelompok. Temuan penelitian menunjukkan bahwa waktu pelaksanaan konseling kelompok masih kurang cukup untuk membahas masalah yang dikemukakan.