Penggunaan Bahasa Anak Penderita Afasia Ditinjau dari Segi Sintaksis: Studi Kasus pada Seorang Anak Berumur 9 Tahun

Yuniza, Weny Fitri (2009) Penggunaan Bahasa Anak Penderita Afasia Ditinjau dari Segi Sintaksis: Studi Kasus pada Seorang Anak Berumur 9 Tahun. Bachelor/Skripsi thesis, Universitas Negeri Padang.

[thumbnail of final_B1_WENY FITRI YUNIZA 67146-05-09.pdf] Text
final_B1_WENY FITRI YUNIZA 67146-05-09.pdf

Download (81kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan bahasa anak
penderita afasia berumur 9 tahun ditinjau dari segi sintaksis.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
deskriptif yaitu membuat deskripsi, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang
diamati dan diselidiki. Melalui metode ini, peneliti dapat mengetahui pemerolehan
sintaksis anak dan pola kalimat yang terbentuk dari ujaran anak penderita afasia
berumur 9 tahun.
Data penelitian ini adalah ujaran anak penderita afasia berumur 9 tahun yang
bernama Willy Novriza. Data penelitian ini dianalisis dengan teknik analisis data
berikut ini: (1) mengklasifikasikan data berdasarkan tujuan, (2) mendeskripsikan data
dengan konsep tahap pemerolehan bahasa yang telah dirumuskan, (3)
menginterpretasikan data yang telah dideskripsikan, (4) membuat kesimpulan.
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal berikut:
Pertama, ujaran tiga kata sudah mampu diucapkan dengan baik oleh responden dalam
komunikasi lisan. Pola yang terbentuk dalam ujaran anak adalah pola S-P, dan S-P-Pel.
Namun, responden lebih sering mengucapkan kalimat dengan mendahulukan predikat
(P) daripada subjek (S). Kedua, pada ujaran empat kata, anak penderita afasia berumur 9
tahun sudah mampu manggunakan afiksasi pada kalimat yang diujarkannya. Ada
beberapa kalimat yang telah dihasilkan dengan pola S-P-O-K. Ketiga, responden sudah
mampu mengujarkan struktur ujaran lima kata. Ada beberapa kalimat tanya yang
diujarkan responden tidak beraturan polanya sesuai pola kalimat dasar sehingga lawan
bicara bingung mengartikan maksud ucapannya. Keempat, responden sudah mampu
mengujarkan kalimat kompleks dengan pola kalimat S-P-O-K, S-P-Pel dan pola lain
yang tidak beraturan. Responden merasa kesulitan mengungkapkan pemikirannya dalam
ujaran enam kata sehingga banyak kata yang kurang jelas diucapkannya.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan (1) anak penderita afasia
membutuhkan pembelajaran dan latihan berkomunikasi dengan baik dan tanpa paksaan
sehingga dia merasa nyaman dalam melakukan pembelajaran. (2) ikutsertakan dia
dalam berkomunikasi, hal ini bertujuan untuk menambah kosa kata anak yang lebih
bervariasi, (3) Selain faktor kognitif, faktor lingkungan sosial juga mempengaruhi
bahasa anak, oleh sebab itu, anak harus diperkenalkan dengan lingkungannya, (4)
keluarga hendaknya menjadi contoh yang baik bagi anak dalam pemerolehan kata dan
sikap karena anak akan menirukan apa yang dilihat dan didengarnya, (5) bagi para guru
yang mengajar dalam kelas inklusi, hendaklah sabar dalam mendidik anak penderita
afasia karena mereka membutuhkan waktu yang lama untuk menjalani setiap tahap
pemerolehan bahasa.

Item Type: Thesis (Bachelor/Skripsi)
Subjects: P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions: Fakultas Bahasa dan Seni > Sastra Indonesia-S1
Depositing User: Risna Juita S.IP
Date Deposited: 08 Oct 2025 01:50
Last Modified: 08 Oct 2025 09:00
URI: https://repository.unp.ac.id/id/eprint/26514

Actions (login required)

View Item
View Item